ABSTRAKDistribusi suplai gas yang kontinu untuk pembangkit listrik tenaga gas mutlak
diwujudkan. Melalui program pemerintah 35 ribu MW, beberapa fasilitas
produksi gas dibangun oleh kontraktor X, lingkup kerja proyek terbesar yaitu
Rusa Gas dengan kapasitas produksi terbesar di pulau Sumatera yaitu 780
MMSCFD. Pada rekayasa desain / FEED proyek ini, pelaksanaan HAZID/ENVID
workshop dimulai dari identifikasi potensi bahaya (hazard) dari berbagai disiplin
kerja dan dilanjutkan dengan pendekatan analisis risiko konvensional dan metode
RFMECA guna menentukan risiko-risiko kritis dan dilanjutkan metode FTA yang
dibuat dengan menetapkan risiko kritis sebagai top event yang akan diperoleh
penyebab/root caused sebagai basic event yang diberi rekomendasi dan mitigasi.
Dalam penelitian ini dari total keseluruhan 60 potensi risiko ditentukan 25 risiko
kritis meliputi kategori pengaruh dari lingkungan ke fasilitas, pengaruh fasilitas ke
lingkungan, bahaya operasi, bahaya proses, bahaya non proses, bahaya konstruksi.
Kemudian pada risiko kritis kategori high atau very high melalui FTA, dengan
risiko kritis sebagai top event diperoleh akar penyebab sebagai basic event yang
kemudian dibuatkan rekomendasi dari pakar. Analisis risiko yang dilaksanakan
memperlihatkan bahwa lewat penerapan RFMECA tidak semua risiko perlu diberi
penanganan risiko dimasa tahap awal ini dikarenakan adanya metode deteksi
dalam perhitungan RPN sehingga dapat berfokus dulu pada risiko yang paling
kritis yang mengimprovisasi perencanaan/kelola risiko menjadi lebih tereduksi
dan efisien secara waktu.
ABSTRACTDistribution of supply gas sustainably to power plants is a must. Through
goverment program 35000 MW, some of new project gas production facilities
were built by Contractor X. The largest scope of work is Rusa Gas, has 780
MMSCFD becoming itself as the largest production capacity on Sumatera. In
engineering design / FEED in this project, the implementation of HAZID /
ENVID workshop starting from identification of potential danger (hazard) from
various disciplines work and continued with the approach to risk analysis of
conventional and methods RFMECA to determine the critical risk and followed
by Failure Tree Analysis (FTA) by establishing critical risk as the top event that
would be obtained root cause as a basic event which will be given
recommendation and mitigation. In this research, of a total of 60 risk is then
determined 25 critical risks including in the risk category; influences from the
environment to the facility, the influences of the facility to the environment,
operation hazards, process hazards, hazard of non-process, construction hazards.
Then through FTA the critical risk that have high and very high level risk, by
placing the critical risks as the top event will be determined the root cause as a
basic event which created the recommendations of the experts then. Risk analysis
conducted shows that through the application of RFMECA not the overall risks
need to be handled at the early stage due to contained the detection method in the
calculation of the RPN so that team can focus first on the most risk critical so that
improvise planning / risk management becomes more reduced and risk handling
time become more efficient.