ABSTRAKInfekunditas sekunder merupakan kondisi seorang wanita usia subur yang masih
memiliki kemungkinan untuk memiliki anak dan berharap bisa memiliki anak,
baik yang belum pernah melahirkan ataupun sudah pernah melahirkan, belum
pernah hamil maupun yang sudah pernah hamil dan atau pernah memiliki anak
sebelum lima tahun terakhir serta tidak menggunakan alat kontrasepsi pada
periode tersebut. Faktor yang menyebabkan infekunditas sekunder sebagian besar
merupakan penyebab yang sama pada faktor yang menyebabkan infertilitas.
Dimana akibat yang ditimbulkan karena terjadinya infekunditas sekunder yaitu
gangguan psikologis, sosial dan ekonomi. Metode penelitian yang digunakan
yaitu cross sectional dengan menggunakan data WUS SDKI 2012. Jumlah sampel
yaitu sebanyak 27414 (85.03%) mengalami fekunditas dan 4826 (14.97%)
mengalami infekunditas sekunder. Analisis data menggunakan univariat, bivariat
dan regresi logistik. Berdasarkan analisis yang dilakukan, propinsi yang memiliki
angka infekunditas sekunder tertinggi yaitu Papua (31.39%), Aceh (23.23%) dan
Papua Barat (20.75%). Dengan analisis regresi logistik diperoleh bahwa
determinan infekunditas sekunder di Indonesia adalah umur, merokok, sosial
ekonomi, pekerjaan, riwayat keguguran, pendidikan, umur pertama melakukan
hubungan seksual, dan paritas
ABSTRACTSecondary infecundity is a condition of a woman at childbearing age who still
have the possibility to have children and wish to have a child who had never given
birth or had given birth, has never been pregnant or who have ever been pregnant
or had had children before the last five years and does not use contraception in
the period. Factors that cause secondary infecundity largely accounts for the
same factors that cause infertility. The impact due to the occurrence of secondary
infekundity are psychological disorders, social and economic. The research
method used is cross sectional using data from Indonesian Demographic and
Health Survey 2012. Study population are Woman at Childbearing Age. The
number of samples as many as 27414 (85.03%) experienced fecundity and 4826
(14.97 %) experienced secondary infecundity. Data was analyzed by univariate,
bivariate and logistic regression multivariable. Result showed accordingly from
the highest prevalence are Papua (31.39 %), Aceh (23.23 %) and West Papua
(20.75 %). Logistic regression analysis showed determinant of secondary
infekundity accordingly in Indonesia are age, smoking, socio-economic,
employment, history of miscarriage, education, age at first sexual intercourse,
and parity