ABSTRAKLatar Belakang: Tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia cukup tinggi. Susu yang banyak dikonsumsi anak-anak dan remaja adalah susu formula dan susu UHT. Kalsium yang dikonsumsi dari susu akan diserap melalui mekanisme
sistemik kemudian diserap dan disekresikan oleh kelenjar saliva menjadi kalsium
bebas dalam saliva. Kalsium saliva merupakan komponen saliva yang dibutuhkan
untuk proses mineralisasi plak bakteri menjadi kalkulus. Kalkulus merupakan
kondisi lokal penyebab timbulnya penyakit periodontal. Tujuan: Untuk
menganalisis apakah terdapat perbedaan kadar kalsium saliva anak berkalkulus
pengonsumsi susu formula dan UHT. Metode: Penelitian ini dilakukan secara
analitik observasional laboratorik dengan pendekatan cross sectional pada 24 anak
berkalkulus pengonsumsi susu formula, dan 24 anak pengonsumsi susu UHT usia
5-7 tahun yang memenuhi kriteria. Pemilihan subjek melalui seleksi kuisioner dan
pemeriksaan. Sampel penelitian diambil dari saliva anak. Pengukuran kadar
kalsium saliva dengan spektrofotometri serapan atom. Hasil penelitian diolah
secara statistik dengan menggunakan t-Test tidak berpasangan dengan nilai
p<0,05. Hasil: Rerata kadar kalsium saliva anak berkalkulus pengonsumsi susu
formula lebih rendah (4,079±1,193 mg/dL) dari anak berkalkulus pengonsumsi
susu UHT (4,271±1,315 mg/dL). Analisis t-Test tidak berpasangan menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara rerata kadar kalsium
saliva anak berkalkulus pengonsumsi susu formula dan susu UHT, dan secara
statistik bermakna (p=0,001). Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna
antara kadar kalsium saliva anak berkalkulus pengonsumsi susu formula dan susu
UHT. Kadar kalsium saliva anak berkalkulus pengonsumsi susu formula lebih
rendah nilainya dari anak berkalkulus pengonsumsi susu UHT.
ABSTRACTBackground: The level of milk consumption Indonesian is high. Milk the most
mostly consumed children and teenager is formula milk and ultra high
temperature (UHT) milk. Calcium of milk will be absorbed by the mechanisms of
bodys syistemic and then will be absorbed and secreted by salivary glands to be
calcium free in saliva (calcium ions). Salivary calcium are saliva component on
promoting mineralization bacterial plak in dental calculus formation. Dental
calculus is local condition to contribute in periodontal disease. Purpose: to
analyze the difference of salivary calcium level between children who has dental
calculus whom consumption formula milk and UHT milk. Method: The research
is Analitic of obeservasional laboratoric with cross sectional approach, Subjec has
been take from cuesioner and examination. Saliva samples were collected from 24
children aged 5-7 years who has supra gingival calculus whom consumpted
formula milk and 24 children who has supra gingival calculus whom consumted
UHT milk. Salivary calcium level was assesed by atomic absorption
spectrofotometry. The data were procesed by using not paired t-Test statistics.
Results: salivary calcium level mean of formula milk group (4,079±1,193 mg/dL)
is lower than UHT milk group (4,271±1,315 mg/dL). There is a significant
difference salivary calcium level between children who has dental calculus whom
consumed formula and UHT milk (p=0,001). Conclusion: There is a significant
difference salivary calcium level between children who has dental calculus whom
Consumed Formula and UHT Milk.