ABSTRAKTesis ini membahas kritik terjemahan terhadap cerita pendek The Black Cat dan The Tell-Tale Heart karya Edgar Allan Poe ke Bahasa Indonesia. Kritik disusun dengan menggunakan model analisis teks dan pencapaian skopos sebagai kriteria penilaian kualitas terjemahan. Langkah pertama pada penelitian ini adalah analisis faktor ekstratekstual dan intratekstual teks sumber (TSu) dan teks sasaran (TSa) untuk menentukan skopos dan masalah potensial pada penerjemahan. Langkah selanjutnya
adalah menganalisis metode, prosedur, dan style yang dipilih penerjemah dalam
menerjemahkan elemen gotik pada cerita. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa TSu
dan TSa memiliki sasaran pembaca yang berbeda. Perbedaan sasaran pembaca
membuat penerjemah berusaha agar TSu yang sulit dipahami, menjadi TSa yang
nyaman dibaca oleh kalangan luas. Usaha penerjemah untuk mencapai skopos itu,
menimbulkan perbedaan style antara TSu dan TSa yang pada akhirnya menyebabkan
perubahan mood dan tone pada cerita. Perubahan mood dan tone ini menyebabkan
hilangnya beberapa elemen gotik yang ada pada cerita sehingga intensitas
kemunculan suspense pada TSa berkurang. Penelitian ini menyimpulkan bahwa
perubahan mood dan tone pada TSa masih dapat diterima selama alur cerita masih
sama dengan TSu dan demi mencapai skopos.
ABSTRACTThis thesis is a translation criticism on the Indonesian version of The Black Cat and
The Tell-Tale Heart short story by Edgar Allan Poe. The criticism is built by using
text analysis model and the fulfillment of skopos as the criterion for translation
quality assessment. The first step taken in this research is analysis of extra textual and
intra textual factors of both the source text (ST) and the target text (TT) to determine
the skopos and potential problems in translation. The next step is an analysis of
method, procedure, and style chose by translator in translating gothic element in the
story. The finding of this research shows that ST and TT have a different target
reader. The difference made the translator do the effort to make the elusive ST
became comfortable and understandable TT to read by wider reader. The effort of
translator to fulfill the skopos made the change of mood and tone of the story. This
change finally causes the loss of gothic element and reduces the intensity of the
emergence of suspense in TT. This research concludes that the change of mood and
tone on TT could be accepted as long as the storyline still the same with ST and to
fulfill the skopos.