UI - Disertasi Membership :: Kembali

UI - Disertasi Membership :: Kembali

Afiks verbal bahasa jawa kuno = Old javanese verbal affixes

Dwi Puspitorini; Myrna Laksman-Huntley, co-promotor; Bambang Kaswanti Purwo, co-promotor; Molen, Willem van der, co-promotor; Setiawati Darmojuwono, examiner; Titik Pudjiastuti, examiner; Felicia Nuradi, examiner ([Publisher not identified] , 2016)

 Abstrak

ABSTRAK
Penelitian ini mengeksplorasi fungsi afiks verbal ma-, -um-, mang-, -in-,
ka- dalam struktur internal kata dan klausa. Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan fungsional dan metode analisis morfologi sintaksis.
Data diambil dari teks prosa Jawa Kuno  diparwa yang diperkirakan disusun
pada akhir abad 10. Data dari dua sumber lain, yaitu, Wirāṭaparwa dan
Bhīsmaparwa digunakan sebagai pelengkap. Analisis data dilakukan dengan
melihat fungsi afiks ma-, -um-, mang-, -in-, ka- dalam struktur internal kata dan
korelasinya dengan ciri valensi sintaktis dalam struktur internal klausa.
Temuan yang diperoleh dari analisis struktur internal kata adalah (i) afiks
ma-,-um-, mang-, -in-, ka- bersifat derivatif karena mengubah makna leksikal dan
kelas kata morfem dasar menjadi verba berargumen satu atau dua; (ii) afiks ma-,-
um-, mang- membentuk verba berargumen satu, sedangkan afiks -um-, mang-, -in-
, ka- membentuk verba berargumen dua. Sebagai pembentuk verba berargumen
dua, afiks -um-, mang- juga memiliki fungsi sebagai pemarkah diatesis aktif,
sedangkan afiks ?in-, ka- sebagai pemarkah diatesis pasif.
Verba berargumen satu dikaji berdasarkan makna aspektual inheren verba.
Temuan yang dihasilkan adalah ada dua kelompok verba berafiks, yaitu (i) verba
berafiks ma- yang keberlangsungan situasinya bersifat nondinamis (nondynamic
situation), (ii) verba berafiks ?um- dan mang- yang keberlangsungan situasinya
bersifat dinamis (dynamic situation). Verba yang menyatakan situasi nondinamis
dibedakan menjadi dua, yaitu verba statif (keberlangsungannya bersifat tetap) dan
verba statis (keberlangsungannya bersifat sementara).
Perbedaan verba statif dari verba statis terkait dengan analisis afiks verbal
dalam struktur internal klausa yang menghasilkan temuan sebagai berikut. Klausa
dengan predikat berupa verba statif tidak dapat diperluas dengan unsur sintaktis lainnya, sedangkan predikat berupa verba statis dan dinamis dapat diikuti unsur
sintaktis lain.
Verba berargumen dua dikaji berdasarkan ciri ketransitifannya. Afiks
ma- cenderung membentuk verba transitif yang tidak mendasar (non-prototypical
transitive verbs) dibandingkan afiks ?um- dan mang-. Secara semantis verba macenderung
memiliki kadar ketransitifan yang rendah. Sebaliknya, afiks mangcenderung
membentuk verba berciri transitif yang prototipikal, yaitu (i) memiliki
agen yang melakukan tindakan dengan sengaja dan aktif, (ii) memiliki pasien
yang konkret dan terkena tindakan, (iii) verba menyatakan peristiwa berubah
dengan cepat, terbatas, tuntas. Oleh karena itu, subjek klausa berpredikat verba
mang- cenderung merupakan agent active. Ciri semantis tersebut menjadi
pembeda yang paling menonjol antara verba mang- dan verba ?um-. Subjek
klausa berpredikat verba ?um- cenderung merupakan a conscious dative.
Analisis verba berafiks pada struktur internal klausa menghasilkan temuan
dua tipe klausa, yaitu (i) klausa yang urutan predikat dan subjeknya tersela
konstituen sintaktis lain, dan (ii) klausa yang urutan predikat dan subjeknya tidak
tersela konstituen sintaktis lain. Perbedaan tersebut berkaitan dengan jenis klausa
ditinjau berdasarkan ada tidaknya partikel topikal dalam klausa. Klausa berpola
predikat subjek yang tidak tersela konstituen lain dapat menjadi klausa topikal,
sedangkan klausa berpola predikat subjek yang tersela konstituen lain tidak dapat
menjadi klausa topikal. Temuan tersebut memperlihatkan perbedaan jenis klausa
yang dipicu oleh kebutuhan pada tingkat sintaktis dan pragmatik wacana.
Temuan penelitian ini berimplikasi pada kajian linguistik bahasa Jawa
Kuno dalam hal dua aspek tinjauan afiks verbal, yaitu kata dan klausa. Afiks
verbal bahasa Jawa Kuno tidak hanya merupakan kesatuan bentuk dan makna
dengan morfem dasar yang diimbuhinya, tetapi juga merupakan kesatuan bentuk
dan makna yang berkorelasi dengan ciri sintaktis verba berafiks yang
dibentuknya

ABSTRACT
This research investigates the functions of Old Javanese verbal affixes ma-
-um-, mang-, -in-, and ka- in the internal structure of words and clauses. This
qualitative research utilizes functional approach and morphological-syntactical
method for analysis. Data were taken from an Old Javanese prose text  diparwa
which was composed approximately in the 10th century. Supplementary data were
taken from two other textual sources: Wirāṭaparwa and Bhīsmaparwa. Data were
analyzed by examining the functions of affixes ma-, -um-, mang-, -in-, and ka- in
the internal structure of words and their correlation with syntactical valency in the
internal structure of clauses.
Analysis of the internal structure of words yields these following results:
(i) affixes ma-,-um-, mang-, -in-, and ka- are derivative in character because they
can transform lexical meanings and the part of speech of a basic morpheme into a
verb with one or two arguments; and (ii) affixes ma-,-um-, and mang- creates
verbs with one argument, while affixes -um-, mang-, -in-, and ka- creates verbs
with two arguments. As markers of verbs with two arguments, affixes -um- and
mang- also function as active diathesis markers, while affixes -in- and kafunction
as passive diathesis markers.
Verbs with one argument are analyzed according to their inherent
aspectual meanings. This analysis found two groups of verbs with affixes: (i)
verbs with affix ma- which signify non-dynamic situations and (ii) verbs with
affixes -um- and mang- which signify dynamic situations. Verbs which convey
non-dynamic situations are further divided into two groups which consist of
stative verbs (which indicate permanent situations) and static verbs (which
indicate temporary situations).
The difference between those two groups of verbs is then linked to the
results of an analysis of verbal affixes in the internal structure of clauses, which
found that clauses with stative verbal predicates cannot be expanded using other syntactical elements, while clauses with static and dynamic verbal predicates can
be expanded using other syntactical elements.
Verbs with two arguments are analyzed according to their transitivity.
Affix ma- is more likely to create non-prototypical transitive verbs than affixes -
um- and mang-. Semantically speaking, verbs with affix ma- tends to show low
degree of transitivity, whereas the affix mang- tends to create prototypical
transitive verbs with these characteristics: (i) having agents who do intentional
and active actions, (ii) having concrete patients who become the objects of those
actions, and (iii) signifying events which are rapidly changing, limited, and
complete. Because of this, the subjects of clauses with verbal predicate mangtend
to be active agents. This semantic characteristic is the most distinguishing
feature between verbs with affix mang- and verbs with affix -um-. The subjects of
clauses with verbal predicate -um- tend to be conscious datives.
The analysis of verbs with affixes in the internal structure of clauses
results in two types of clauses which consist of (i) clauses whose predicate and
subject are separated by other syntactical constituents, and (ii) clauses whose
predicate and subject are not separated by other syntactical constituents. This
difference is related to the categorization of clauses which is based on the
presence or absence of topical particles in the clauses. Clauses with predicatesubject
pattern which are not separated by other syntactical constituents can be
considered as topical clauses, whereas clauses with predicate-subject pattern
which are separated by other syntactical constituents cannot be considered as
topical clauses. These findings demonstrate that clauses can be categorized
according to various linguistic needs at syntactical level and pragmatic-discourse
level.
The research findings can contribute to expanding the linguistic studies of
Old Javanese in two aspects related to the study of verbal affixes: words and
clauses. Old Javanese verbal affixes are not simply fusions of form and meaning
combined with the base morphemes to which they are attached, but also the fusion
of form and meaning which correlates with the syntactical characteristics of the
affixed verbs they create.

 File Digital: 1

Shelf
 D2233-Dwi Puspitorini.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Disertasi Membership
No. Panggil : D2233
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2016
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xv, 187 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
D2233 07-18-841387648 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20434189
Cover