UI - Disertasi Membership :: Kembali

UI - Disertasi Membership :: Kembali

Jaringan komunikasi dalam fase mitigasi bencana analisa struktur dan kekuatan ikatan lemah weak ties pada jaringan komunikasi masyarakat diwilayah rawan bencana gunung berapi = Network communication in disaster mitigation phase analysis of structure and strength of weak ties of network communication society in the volcanoe disaster area

Damayanti Wardyaningrum; Sasa Djuana Sendjaja, promotor; Billy Sarwono, supervisor; Isbandi Rukminto Adi, examiner; M. Alwi Dahlan, examiner; Ilya Revianti Sudjono Sunarwinadi, examiner; Alois Agus Nugroho, examiner; Pinckey Triputra, examiner; Irwansyah, examiner; Eriyanto, examiner (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016)

 Abstrak

The study of network communication has significant implication for disaster mitigation research. Network communication providing map for information dissemination regarding disaster mitigation, quantifying the relations between people, the vulnerable people need evacuation could be identified, and the intervention to the group in network communication could help people to promote the behaviour changing in disaster mitigation. The concept strength of weak ties as one of the sub concept of network communication by Granovetter use for these research. His research find that pople use their weak ties than their strong ties to have new information for getting new job. Contrary, for finding information in disasaster mitigation the use of strong ties is more dominant than the use of strong ties. This research has some significant finding. First, there are diferences in structure of tweleve network communication in some elements of centralization, betwenes, diameter and size. Second, the network decentralized to the people in social structure, common local people and people from outside vilages. Third, local people prefer using their strong ties rather than using their weak ties in seeking disaster mitigation information. Fourth, there is no significant diferences between people using the information (old information and new information regarding the mitigation disaster) and their relation (strong ties or weak ties). Fitfth, Javanese culture affect the serve of strong ties. Those are patrilineal culture, collectives culture and the traditional perception regarding Merapi volcanoe that still remain in some local people.

Kajian jaringan komunikasi merupakan disiplin ilmu yang memiliki kontribusi penting dalam penanganan bencana. Penyebaran informasi lebih cepat dilakukan pada jaringan yang padat, orang yang terisolasi dari jaringan cenderung tidak selamat ketika terjadi bencana, serta intervensi pada kelompok dapat dilakukan dengan menempatkan aktor-aktor pada jaringan untuk mempromosikan perubahan perilaku. Jaringan juga memainkan peranan dalam adaptasi berbasis komunitas pada peristiwa bencana. Konsep kekuatan ikatan lemah (strength of weak ties) menekankan bahwa orang memperoleh informasi tentang pekerjaan baru dari ikatan lemah (weak ties). Sebaliknya, mereka yang memiliki sedikit ikatan lemah (weak ties) akan tercabut dari akses informasi dan cenderung terikat hanya pada informasi dari berita-berita di sekitar wilayahnya atau dari teman-teman dekatnya saja dan menghilangkan berbagai kesempatan dalam mengakses ide-ide baru serta peluang di pasar tenaga kerja. Dari penelitian diperoleh beberapa temuan penting. Pertama, terdapat perbedaan struktur pada dua belas jaringan komunikasi dalam mitigasi bencana untuk elemen sentralitas, antara, diameter, kepadatan, dan ukuran jaringan. Kedua, sentralitas jaringan tersebar ke orang-orang yang merupakan orang-orang di struktur sosial, warga dusun biasa dan orang-orang yang berasal dari luar dusum. Ketiga, warga dusun lebih mengandalkan relasi dengan ikatan kuat (strong ties) dibandingkan dengan ikatan lemah (weak ties) dalam memperoleh informasi tentang bencana. Keempat, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara jenis informasi yang digunakan warga dusun (informasi lama atau informasi baru) dengan jenis relasi warga (strong ties atau weak ties) Kelima, ikatan kuat (strong ties) yang terbentuk karena lingkup budaya Jawa yang menganut patrilineal, kolektivis dan masih adanya sebagian masyarakat yang memiliki kepercayaan tradisional tentang Merapi.

 File Digital: 1

Shelf
 D2185-Damayanti Wardyaningrum.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Disertasi Membership
No. Panggil : D2185
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xiii, 219 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
D2185 07-18-708548452 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20434219
Cover