ABSTRACTThe report aims to analyze PT Indocement Tunggal Prakarsa?s financial stance
amid the cement oversupply in the industry and how it would affect its stock
valuation and investment recommendation. The valuation was conducted through
the fundamental approach using Free Cash Flow to the Firm (FCFF), with a sanity
check by Relative Valuation. The result of the analysis shows that PT Indocement
Tunggal Prakarsa?s segmented presence cripples its ability to dominate the
market, as new players with aggressive pricing strategy would target the same
particular areas. This unforeseen competition would erode PT Indocement
Tunggal Prakarsa?s market share and eventually drag down profits. As a result,
PT Indocement Tunggal Prakarsa?s share price is expected to fall as much as
24.3% within 1 year, which leads to a SELL recommendation. However, there is
room for possible rebound after 1 year as government stimulus for the cement
industry might take into effect.
ABSTRAKLaporan ini bertujuan untuk menganalisa kondisi keuangan PT Indocement
Tunggal Prakarsa di tengah kondisi cement oversupply pada industry semen dan
bagaimana kondisi tersebut mempengaruhi valuasi saham dan rekomendasi
investasi PT Indocement Tunggal Prakarsa. Valuasi ini dilakukan dengan
pendekatan fundamental menggunakan Free Cash Flow to the Firm (FCFF),
dengan sanity check menggunakan Relative Valuation. Hasil dari analisa ini
menunjukkan bahwa posisi keberadaan PT Indocement Tunggal Prakarsa yang
sangat tersegmentasi menghalanginya untuk mendominasi pasar, karena pemain
baru dengan strategi harga agresif juga menargetkan area pasar yang sama.
Kompetisi yang tidak terduga ini akan mengikis market share PT Indocement
Tunggal Prakarsa, dan pada akhirnya menurunkan profit. Maka, harga saham PT
Indocement Tunggal Prakarsa diekspektasikan akan turun sebanyak 24.3% dalam
1 tahun, dengan rekomendasi saham JUAL. Namun, tidak tertutup kemungkinan
harga saham akan kembali naik setelah 1 tahun dengan mulai efektifnya stimulus
dari pemerintah untuk industri semen.