ABSTRAKFreedom of movement dalam sistem Schengen merupakan salah satu instrumen kebijakan Uni Eropa yang bertujuan untuk memfasilitasi warga UE dan warga nonUE, untuk bergerak secara bebas, baik sementara maupun permanen, di wilayah Schengen. Namun demikian, apabila dilihat dari waktu ke waktu, masih ditemukan perdebatan serta permasalahan, khususnya dalam penerapannya. Oleh karena itu, Tugas Karya Akhir ini bertujuan untuk meninjau literatur yang membahas penerapan konsep freedom of movement dalam sistem Schengen. Dalam pengorganisasian literatur, penulis menggunakan metode kronologi dan taksonomi. Melalui metode kronologi, literatur terbagi ke dalam empat periodisasi mengenai penerapan freedom of movement dalam sistem Schengen; di antaranya: [1] awal tahun 1990-an, integrasi Eropa dan ambiguitas posisi hukum warga nonUE, [2] pertengahan tahun 1990-an, restriksi dan diskriminasi terhadap warga nonUE, [3] tahun 2000-an, implikasi agenda enlargement di wilayah Eropa Tengah dan Eropa Timur, [4] tahun 2011-2015, isu pencari suaka dan pengungsi pasca Arab Spring dan krisis pengungsi. Sedangkan dalam metode taksonomi, terdapat peningkatan penggunaan sudut pandang politik dan keamanan oleh scholars dalam membahas topik tersebut. Lebih lanjut, sebagian besar literatur melihat bahwa penerapan konsep freedom of movement dalam sistem Schengen menjadi semakin restriktif dan diskriminatif terhadap warga nonUE.
ABSTRACTFreedom of movement within Schengen system aims to facilitate the movement of individuals-both EU-nationals and non-EU nationals-either for temporary or permanent purpose. However, from time to time, there are still debacles and problems, especially regarding its implementation. Therefore, this literature review aims to analyze the evolution on the implementation of freedom of movement within Schengen system. For the literature organization, the writer used chronology and taxonomy as its method. Chronologically, literatures regarding the implementation of freedom of movement within Schengen system were divided into four periodization; they were: [1] early 90s, European integration and ambiguity of the legal position of non-EU nationals, [2] mid 90s, restriction and discrimination towards non-EU nationals, [3] 2000s, the implication of EUs enlargement agenda in Central and Eastern Europe, [4] 2011-2015, asylum seekers and refugee at the time of Arab Spring and refugee crisis. In addition to that, there was increasing intensity of scholars using both political and security perspectives in discussing the topic. Furthermore, most of the literatures captured that the implementation of freedom of movement within Schengen system had turned out to be more restrictive and discriminative towards non-EU nationals.