Ungkapan cyberbullying ada setelah munculnya internet. Media sosial berbasis internet sangat digemari karena penggunaannya mudah dan cepat. Cyberbullying memiliki pengertian yang sama dengan bully pada umumnya. Perbedaannya adalah perantara yang digunakan. Jurnal ini membahas tentang kasus cyberbullying di Indonesia yang berfokus pada kasus media sosial twitter Uus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis perilaku cyberbullying dan tujuan pelaku cyberbullying. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan mengumpulkan data yang berasal dari studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku cyberbullying yang dilakukan oleh fans K-Pop didasari oleh fanatisme.
The phrase of cyberbullying exist after the advent of internet. Social media sites based of internet are very popular because it's viral. Cyberbullying has the same meaning as bully in general. The difference is the intermediary that used in the interaction. This journal discuss cyberbullying in Indonesia which is focus on the case on social media twitter of Uus. The purpose of this study was to determine the type of cyberbullying behavior and goals perpetrators of cyberbullying. The method used is a qualitative method by collect data derived from the study literature. The results of this study indicate that cyberbullying conducted by Kpop fans is constituted by fanaticism.