ABSTRAKLatar Belakang: Pada ODHA didapatkan peningkatan inflamasi dan stres
oksidatif. Puasa Ramadan dapat memperbaiki inflamasi dan stres oksidatif, namun
penelitian pada ODHA yang mendapat antiretroviral belum pernah dilakukan.
Tujuan: Mengetahui pengaruh puasa Ramadan terhadap high sensitivity Creactive
protein (hs-CRP) dan status antioksidan total (SAT) pada ODHA yang
mengonsumsi antiretroviral.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian prospektif pada 29 orang ODHA
dengan ARV yang berpuasa dan 29 yang tidak berpuasa. Kriteria inklusi yaitu
pria, 20-40 tahun, mendapat ARV lini 1 minimal 6 bulan, serta tidak dalam fase
inisiasi pengobatan untuk infeksi oportunistik. Pasien yang mendapat steroid atau
imunosupresan lain atau pasien dengan adherens minum ARV kurang dari 95%
dieksklusi. Pemeriksaan kadar hs-CRP dan SAT dilakukan sebelum dan saat
puasa Ramadan (setelah 14 hari puasa).
Hasil: Karakteristik baseline usia, hitung CD4, HIV-RNA, kombinasi ARV,
status hepatitis B dan C, serta kadar hs-CRP tidak berbeda antara kelompok
berpuasa dengan kontrol. Setelah dua minggu, terdapat penurunan signifikan hs-
CRP pada kelompok yang berpuasa dibandingkan kontrol (p=0,004). Median
perubahan hs-CRP pada kelompok puasa adalah -0,41 (IQR -1; 0,1) mg/L,
sedangkan pada kelompok kontrol adalah 0,2 (IQR -0,3; 1,5) mg/L. Konsumsi
polyunsaturated fatty acid, berat badan, jumlah rokok, dan jumlah jam tidur per
hari menurun selama puasa Ramadan (berturut-turut p=0,029; p<0,001; p<0,001;
dan p<0,001). Tidak ditemukan perbedaan bermakna perubahan SAT antara
kelompok yang berpuasa dengan kontrol (p=0,405). Median perubahan SAT pada
kelompok puasa adalah 0,05 (IQR -0,03; 0,12) mmol/L, sedangkan pada
kelompok kontrol adalah 0,04 (IQR -0,13; 0,36) mmol/L.
Simpulan: Puasa Ramadan menurunkan kadar hs-CRP pada ODHA yang
mengosumsi antiretroviral. Puasa Ramadan belum meningkatkan kadar SAT pada
ODHA yang mengonsumsi antiretroviral.
ABSTRACTBackground: Inflamation and oxidative stress were increased among HIV
patients. Studies had showed Ramadan fasting could improve inflammation and
oxidative stress, but not one of them had been conducted in HIV patients receiving
antiretroviral therapy.
Aim: to know the effect of Ramadan fasting on hs-CRP level and total antioxidant
status among HIV patients on highly active antiretroviral therapy.
Methods: A prospective cohort study comparing 29 HIV-infected patients on
stable ART doing Ramadan fasting versus 29 non-fasting patients. Inclusion
criteria were male, 20-40 years old, receiving first line ART for at least six
months, and not on initial phase of opportunistic infection?s treatment. Patients
who consumed steroid or other immunosuppressant or patients with poor ART
adherence were excluded. Level of hs-CRP was obtained before and during
Ramadan after at least 14 days fasting.
Results: Baseline age, CD4 cell count, HIV-RNA, ART combination, hepatitis B
and hepatitis C status, and hs-CRP level were similar for both fasting and control
groups. After 2 weeks, a significant hs-CRP decrease was found in fasting group
compared to non-fasting one (p=0.004). Median difference of hs-CRP in fasting
group was -0.41 (IQR -1 and 0.1) mg/L, while in control group the median
difference was 0.2 (IQR -0.3 and 1.5) mg/L. Polyunsaturated fatty acid
consumption, body weight, amount of cigarette smoking, and total sleep hours per
day were decreased significantly during Ramadan fasting (p=0.029; p<0.001,
p<0.001, p<0.001 respectively). There was no statistically significant changes in
total antioxidant status between the two groups (p=0.405). Median total
antioxidant status changes in fasting group was 0.05 (IQR -0.03;0.12) mmol/L.
Median total antioxidant status changes in control group was 0.04 (IQR -0.13;
0.36) mmol/L
Conclusion: Ramadan fasting decreased hs-CRP level among HIV patients on
antiretroviral therapy. Ramadan fasting had not increased total antioxidant status
among HIV patients on antiretroviral therapy.