Pembangunan nasional telah menunjukkan suatu prestasi sebagai basil dari proses evolusi yang berawal dari pembangunan nasional jangka panjang pertama sampai dengan pembangunan nasional jangka panjang kedua. Prestasi tersebut mencakup dimensi ekonomi, politik,
maupun sosio-kultural dengan akar historisnya keadaan negara menjelang dan pada awal pemerintahan Orde Baru. Prestasi pembangunan nasional pada dimensi ekonomi terefleksikan dalam gejala transformasi struktural masyarakat agraris ke masyarakat industri. Pada dimensi politik, prestasi ini terwujud dalam pelembagaan struktur politik berdasar atas Pancasila dan UUD 1945, penyederhanaan sistem kepartaian melalui fusi, pelaksanaan kedaulatan rakyat dan pemilihan umum, diterimanya Pancasila sebagai satu-satunya asas kehidupan bermasyarakat dan bernegara, serta diletakkannya premise wawasan Pancasila sebagai ideologi terbuka yang memberi ruang
gerak bagi pemefintah untuk memberi interpretasi pada Demokrasi Pancasila dalam konteks pemecahan masalah situasional. Upaya ini sedikit banyak telah menghasilkan tidak saja terefleksikan melalui pengembangan delivery mechanism yang menjangkau rakyat banyak, tetapi juga mengejawantah pada pelembagaan norma dan nilai baru,
seperti norma keluarga kecil, kesadaran lingkungan dan sanitasi, serta orientasi pasar di kalangan petani, dan sebagainya.