Cuaca antariksa sangat dipengaruhi oleh aktivitas matahari, terutama oleh naiknya aliran plasma yang berasal dari flare dan lontaran massa korona. Salah satu akibat dari aktivitas matahari ini adalah munculnya badai geomagnet yang dapat mempengaruhi kerapatan elektron di ionosfer. Beberapa peristiwa eruptif di matahari mempengaruhi geomagnet dan ionosfer di Indonesia. Beberapa flare dengan kelas sinar X yang kuat, yaitu flare tanggal 14 Juli 2000, 28, dan 29 Oktober 2003, dan lontaran masakorona yang menyertainya, mempunyai dampak yang cukup besar terhadap geomagnet dan ionosfer di Indonesia. Pengaruh pada geomagnet terlihat dengan adanya
Sudden Storm Commencement (SSC) dan turunnya kuat medan magnet, sedangkan pada ionosfer ditandai dengan munculnya deviasi yang besar dari frekuensi kritis lapisan F2 (foF2) terhadap mediannya.