Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) adalah organisasi nirlaba yang mengampanyekan pemberian
ASI eksklusif dan mendukung kegiatan menyusui yang bertumpu pada pemanfaatan perkembangan TIK
dan media sosial. Hal tersebut cukup unik sehingga peneliti merasa perlu untuk mempelajari lebih lanjut
proses membangun dan menggerakkan aktivisme komunitas yang dilakukan AIMI melalui akun-akun media
sosialnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi pemaknaan pengurus AIMI tentang
pemanfaatan media sosial dan menjelaskan proses pembangunan dan penggerakkan aktivisme komunitasnya.
Dinamika proses ini diteliti dengan metode studi kasus dari Stake dengan menggunakan kerangka Teori Difusi
Inovasi yang dikembangkan Everett M. Rogers. Hasil penelitian menunjukkan konstruksi makna pengurus
AIMI tentang TIK dan media sosial ditanslasikan dalam pemanfaatan yang berhasil membesarkan AIMI.
Pengurus memiliki karakteristik yang termasuk kategori early adopters. Prosesnya tergambar dalam tahapan
innovation-decision process yang terdiri dari langkah mengoptimalisasi pengetahuan, persuasi, keputusan,
implementasi dan konfirmasi. Semua tahapan ini berlangsung terus menerus dan timbal balik sebagai upaya
merespon kebutuhan komunitas sekaligus mendorong efektivitas dan efisiensi dalam interaksi komunitas.
Dari hasil tersebut, disarankan agar AIMI harus dapat terus memanfaatkan karakteristik pengurus untuk
menjangkau kalangan late adopters dan laggard yang belum terjangkau oleh kampanye online dan offline.
AIMI juga perlu mengoptimalisasi jejaringnya agar tujuan aktivisme sosialnya tercapai.