ABSTRAKGrubel (1968), membuktikan adanya keuntungan bagi investor yang menyertakan ekuitas asing pada portofolionya. Penelitian Chan, Gup dan Pan (1992) menyimpulkan bahwa koefisien korelasi diantara negara-negara tersebut kecil, sehingga memungkinkan untuk membentuk suatu portofolio yang efektif. Penelitian penelitian oleh Makridakis dan Wheel-wright (1974), Haney clan Lloyd (1978), Watson (1980), Maldonado dan Sounders (1981) menyimpulkan bahwa koefisien korelasi pairwise antar waktu adalah kecil dan tidak stabil, sehingga memberikan indikasi bahwa antara pasar modal duma masih tersegmentasi.
Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, dilakukan pengujian mengenai korelasi dan integrasi antara indeks saham negara Indonesia terhadap indeks saham negara Singapura Hongkong Jepang, Malaysia, Thailand, Australia dan USA selama periode 31 Juli 1996 - 01 September 2000. Pengujian menunjukkan bahwa koefisien korelasi return indeks pasar modal Indonesia terhadap pasar modal-pasar modal tersebut relatif kecil balk denominasi US$ maupun mata uang lokal.
Uji ko-integrasi menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan keseimbangan jangka panjang antara bursa saham negara Indonesia dengan bursa saham negara negara dalam penelitian, kecuali dengan Singapura, dengan penjelasan bahwa para pelaku pasar asing umumnya berasal dan Singapura sehingga terjadi aliran dana jangka pendek. Apabila terjadi keseimbangan di BEJ (Bursa Efek Jakarta), maka pengaruhnya akan terbawa ke Singapura. Banyaknya investor Jakarta yang membeli saham di BEJ lewat Singapura dengan tujuan memanipulasi pasar, juga menyebabkan aliran jangka pendek semakin terkait. Alasan Iainnya adalah bahwa di luar pasar modal, orang Indonesia banyak yang menanamkan modalnya di Singapura.