ABSTRAK Jakarta sebagai kota jasa dituntut untuk dapat memberikan fasilitas yang memadai
guna mendukung aktivitas dibidang jasa dan keuangan tersebut, dimana salah satu
fasilitasnya adalah Air bersih.
Pengelolaan air bersih di Jakarta rnasih dirasakan sangat kurang, dengan tingkat
NRW yang lebih dan 50% dan instalasi yang sudab tua disertai dengan manajemen yang
perlu dibenahi, sehingga menuntut dilakukannya pemberdayaan terhadap perusahaan ini.
Sumber daya air sendiri merupakan kekayaan alam yang tidak dapat dikuasai
secara mutlak oleh pihak tertentu, dimana dalam UUD 1945 hanya pemerintah yang diberi
wewenang untuk pengelolaan sumber daya air bagi kesejahteraan masyarakat, namun
bukan berarti tertutup kerjasama dengan pihak asing jika pengelolaannya menghasilkan
pelayanan yang Iebih balk bagi masyarakat.
Kerjasama dengan pihak asing tersebut sudah dimulai sejak tahun 1997, namun
dalam pengelolaannya masih belum memberikan manfaat yang berarti, dimana pemasukan
terhadap kas negara dalam bentuk Pajak dan Pendapatan Asli Daerah menjadi tidak ada
dan pelayanan terhadap masyarakat juga belum sepenuhnya meningkat.
Hal tersebut mengmdikasikan kerjasama yang dilakukan tidak berlandaskan pada
azas mutual benefit, melainkan terjadi adanya opportunism dari satu pihak terhadap pihak
lain, hal tersebut dapat terjadi melalui proses terjadinya kerjasama, pemilihan partner serta
perjanjian yang mengatur kerjasama tersebut.
Da)am studi ini penulis menggunakan pendekatan strategi aliansi sebagai alat
menganalisis kerjasama yang dilakukan oleh PAM JAYA dengan mitra swasta. Strategi
aliansi merupakan suatu metoda yang bisa digunakan dalam melakukan privatisasi
terhadap perusahaan milik negara, penggunaan metode ini lebih disebabkan prinsip
terciptanya kondisi win-win solution dalam kerjasama antara pemerintah dengan swasta.
Tujuan penulisan karya akhir ini adalah sebagai gambaran akibat adanya campur
tangan pihak penguasa dalam penentuan kerjasama antara perusahaan lokal dengan mitra
asing, serta memberikan suatu solusi terhadap konflik kerjasama yang sudah terjadi.
Penulis mengambil perusahaan PAM JAYA sebagai objek penelitian disebabkan
perusahaan tersebut saat ini sedang melakukan kerjasama dengan pihak asing sehingga
diharapkan dapat diperoeh gambaran kerjasama antara pihak asing dengan perusahaan
milik pemerintah di Indonesia di bidang air bersih.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa aliansi antara PT. Thames PAM
Jaya dan PT. PAM Lyonnaise PAM Jaya dengan PAM JAYA dalam pengelolaan air
bersih di Jakarta kurang memberikan keuntungan baik bagi Pemerintah dari sisi
pemasukan pajak dan Pendapaan Asli Daerah maupun dan pelayanan terhadap
masyarakat, hal ini disebabkan karena adanya campur tangan kekuasaan dalam pemilihan
mitra serta proses kerjasamanya yang memungkinkan pihak swasta untuk menguasai
pengelolaan air bersih secara utuh.
Akhirnya penulis menyarankan agar dilakukan renegosiasi serta kerjasama yang
seimbang melalui pemberian porsi kewenangan yang sama, dalam hal ini mitra swasta PT.
TPJ dan PT. Palyja diberikan wewenang dalam bidang produksi sementara PAM JAYA
berwenang dibidang distribusi sehingga diharapkan akan timbul suatu sinergi antara social
oriented yang dimiliki oleh pemerintah dengan profit oriented yang dimiliki oleh swasta,
sehingga perusahaan tersebut dapat menghasilkan keuntungan di satu pihak dan
memberikan pelayanan yang baik, selain itu tetap memiliki memiliki social responsiveness
dalam pelayanannya.