D1 Indonesia. Rab1es masih dianggap sebaga1 penyaklt zoonosis yang palmg umum. Hal mi bukan karena JUmla/J kasus kemallan tetap1 jumlah kasus manus1a yang digig1t oleh hewan yang tennfeks1 virus rabies a tau yang d1cunga1. Sebag1an besar kasus rabies manusia yang disebabkan oleh gigitan anjing, selain g1g1tan kucing dan kera. Jika rab1es dapat d1h1/angkan dan anjlng, rabies pada kucmg dan kera juga bisa dihilangkan sebagai rabies spontan di dua binatang langka Rabies d1sebabkan oleh v1rus RNA dari spesies Rhabdovmdae, dan menyerang sistem saraf pusat. Hal ini /Jampir selalu fatal }ika profilaks1s pasca paparan tidak d1berikan sebelum timbulnya ge]ala parah pada orang tidak divaksinasi. Diagnosis didasarkan pada se)arah kontak dekat dengan air liur yang terinfeks1 (melalui g1gitan atau goresan) dan pengembangan tanda-tanda dan ge)ala Geja/a tahap awal adalah demam, malaise, diikut1 oleh agitas1. perilaku nonnal, kecemasan halusmas1 meluas ke de/mum, hipersal1vas1, penyakit anjing gila, aerophobia, gejala neuro/ogis seperli kejang fanng, kelumpuhan. keJang. dan akhimya kematian U)llaboratorium untuk mendeteksi virus rabies dalam air liur dapat dilakukan oleh Reverse transknps1 dukuli oleh Polymerase Chain Reaction (RTIPCR) dan iso/asi v1rus dalam kultur jaringan. Biopsi kulit akar ram but d1 tengkuk dipe1 iksa untuk antigen rabies di saraf kulit di dasar folikel ram but o/eh immunofluoresence pewamaan. Perlakuan setelah terkena adalah pembersihan lesi, pemilahan intradennal anti-rabies imunisasi untuk mempercepat respons imun. anti-rab1es serum, menghentikan proses infeksi, intravena ribavirin, dan interferon a/fa intraventricular, konsentrasi tingg1 pada mfus ketamm untuk menghambat replikasi virus rabies. Akhimya, vaksinasi adalah pencegahan terba1k