Arah pengembangan penerapan komputer untuk mendukung aktivitas manajemen dimulal dengan penerapan sistem pengolahan data (PD), disusul dengan pengembangan dan penerapan sistem informasi manajemen (SIM) dan kemudian pengembangan dan penerapan sistem pendukung keputusan (SPK). Di sisi lain yaitu dan laboratorium komputer arah pengembangan dan penera pan komputer yang paling mutakhir adalah penerapan kecerdasan buatan di mana salah satu sub bidangnya adalah sistem pakar.
Sistem pakar adalah suatu sistem yang dirancang untuk meniru perilaku seorang pakar di dalam proses berfikir dan bernalar untuk menyelesikan suatu masalah. Di dalam sistem pakar tidak dipergunakan pendekatan deterministik atau yang biasa dikenal sebagai algoritma akan tetapi dipergunakan penalaran intiristik dan basis pengetahuan. Basis pengetahuan itu sendiri sebenarnya terdiri dari sejumlah aturan yang menggambarkan bagaimana seorang pakar menyelesaikan suatu masalah di dalam suatu lingkup kegiatan atau domain tertentu.
Di Amerika Serikat penerapan sistem pakar telah demikian maju dan tidak hanya terpusat pada satu bidang saja bahkan telah memasuki pula dunia usaha atau bisnis yang semula didominasi dengan pengembangan dan penera pan PD, SIM dan SPK. Ketertarikan dunia usaha untuk mempergunakan sistem pakar ini disebabkan oleh; pertama di dalam dunia usaha keberadaan sistem pakar ini tidaklah dimaksudkan untuk mengganti kedudukan seorang manajer di dalam mengambil keputusan akan tetapi justru untuk mendukung seorang manajer untuk mengambil keputusan dengan lebih efektif. Kedua, jika sistern pakar dikembangkan dan diterapkan dengan tepat sesuai dengan kebutuhan usaha maka sistem pakar dapat memberikan keunggulan bersaing di dalam usaha.
Sejak deregulasi perbankan yang kedua dilaksanakan maka pertumbuhan industri perbankan di Indonesia telah berlangsung dengan cepat sekali. Seiring dengan pertumbuhan tersebut, telah dilaksanakan pula investasi yang cukup besar di dalam teknologi informatika, telekomunikasi dan otomasi untuk perbankan. Semua investasi tersebut semula ditujukan untuk mening katkan efisiensi dan daya saing dan bank-bank yang memepergunakan tekno logi-teknologi tersebut. Akan tetapi ternyata bahwa penggunaan teknologi informatika, telekomunikasi dan otomasi sampai saat ini hanya meningkatkan efisiensi dan para pemakainya sedangkan daya saingnya sangat rendah karena hampir semua bank mempunyai akses yang mudah untuk mendapatkan teknologi-teknologi tersebut.
Melihat keberhasilan penerapan sistem pakar di Amerika Serikat di dalam dunia usaha, menimbulkan suatu gagasan apakah sistem pakar dapat pula diterapkan di Indonesia khususnya di dalam industri perbankan. Berdasarkan identifikasi yang telah dilaksanakan di dalam penelitian ini terlihat adanya potensi untuk pengembangan dan penerapan sistem pakar di industri perban kan yaitu antara lain untuk penggunaan analisis otorisasi kartu kredit, peren canaan keuangan nasabah, analisis pinjaman, dan ekstraksi pembuatan EIS. Untuk mendapatkan manfaat yang optimum terhadap penerapan sistem pakar ¡ni maka pengembangan sistem pakar harus dilaksanakan dengan bertahap dan konsisten.