ulisan ini akan membicarakan dua masalah yang berkaitan dengan penggunaan peribahasa. Masalah pertama menyangkut pertanyaan: Makna nonproposisional apa yang tersandi dalam suatu peribahasa? Masalah kedua, dalam konteks bagaimana peribahasa itu digunakan? Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, tulisan ini akan mendeskripsikan makna nonproposisional yang tersandi dalam peribahasa. Makna nonproposisional itu akan diamati berdasarkan teori semantik linguistik (Lyons, 1995), yang menganalisis makna berdasarkan trikotomi sistem-proses-hasil. Menurut Lyons, penuturan kalimat pada hakikatnya adalah melakukan tindakan kompleks yang menghasilkan signal bahasa berupa inskripsi tuturan yang dapat dikenali dan bermakna. Tindakan kompleks itu melibatkan tiga jenis tindakan yakni (a) tindakan penghasilan inskripsi, (b) tindakan penghasilan kalimat, dan (c) tindakan pengkontekstualan kalimat. Seorang yang menuturkan suatu kalimat akan menghasilkan proposisi dan daya ilokusi. Oleh sebab itu, Lyons membedakan penuturan kalimat dari pernyataan proposisi dan membedakan penuturan kalimat dari penghasilan inskripsi tuturan. Berdasarkan data yang dianalisis, terdapat 6 macam makna yang tersandi dalam nasihat, yakni (1) harus bekerja keras, (2) harus gigih, (3) harus pandai menyesuaikan diri, (4) harus sabar, (5) jangan menganggap remeh sesuatu, dan (6) harus berhemat.