ABSTRAKPerkembangan pola perdagangan internasional yang mengarah
kepada globalisasi perdagangan , menuntut setiap negara untuk
rneningkatkan daya saing dari produk-produk yang dihasilkannya
agar dapat bersaing di pasar international.
Dalam upaya membangun industri elektronika nasional , agar
mampu menghasilkan produk ?produk berdaya saing tinggi,diperlu
kan faktor?faktor pendukung seperti strategi dan kebijakkan
yang diambil pemerintah, pelatihan dan pendidikan sumber daya
manusia, jaringan pemasaran luar negeri, distribusi dan suplai
komponen, pencapaian skala ekonomi dengan tingkat harga dan
kualitas yang sesuai standar international , akses terhadap
teknologi modern , serta fleksibliitas terhadap perubahan
kebutuhan dan teknologi.
Untuk hal itu kerja sama dengan mitra asing melalui invet
tasi langsung masih sangat diharapkan untuk mengatasi kendala -
kendala tersebut, disamping penggunaan merek global untuk
mendapatkan citra produk yang berkualitas internasional.
pada banyak negara, penggunaan proteksi pemberian insentif untuk R&D, pembelian pemerintah, partisipasi langsung dengan menggunakan perusahaan negara dan kontrol terhadap investasi asing banyak digunakan oleh pemerintah untuk mengembangkan industri elektronika.
Walaupun upah buruh yang murah masih menjadi faktor
andalan untuk menarik arus investasi asing ke Indonesia, namun
kelangkaan akan tenaga kerja terampil, kebijakan tarif dan
pajak yang belum harmonis, lemahnya dukungan dari industri
komponen elektronika dalam negerl yang membuat produk elektro
nika Indonesia sangat tergantung pada kompoen Impor menjadi
penghalang arus investasi dalam Industri elektronika.
Besarnya investasi , tlngginya teknologi yang dlgunakan
serta tidak adanya proteksi membuat keengganan melakukan inves
tasi dalam industri komponen elektronika.
Lemahnya posisi tawar-menawar dari produsen elektronika
Indonesia terhadap mitra asiingnya , maslh merupakan faktor
kendala dalam meningkatkan kandungan lokal dan produk elektro
nika . Walaupun komponen sudah dapat dibuat di Indonesia namun
jaminan kualitas komponen masih meragukan pihak pninsipel.