Konversi biomassa lignoselulosa membutuhkan proses perlakuan pendahuluan yang bertujuan
untuk memisahkan lignin dari selulosa. Beberapa metode telah banyak diketahui untuk proses perlakuan
pendahuluan biomassa lignoselulosa, diantaranya perlakuan pendahuluan secara fisika, fisika-kimia,
kimia dan biologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kultur campur jamur
pelapuk putih Phanerochaete crysosporium (Pc), Pleurotus ostreatus (Po), dan Trametes versicolor
(Tv) terhadap penurunan kadar lignin bagas dengan kehilangan minimal α-selulosa. Inokulum yang
digunakan sebesar 5% (w/v) dengan variasi kultur Po dan Tv (1:1), Po dan Pc (1:1), Pc dan Tv (1:1)
dan Po, Pc dan Tv (1:1:1). Kultur campur jamur diinokulasikan ke dalam bagas dan diinkubasi masing-
masing selama 1, 2, 3, dan 4 minggu. Analisa kimia dilakukan untuk mengetahui kehilangan berat, kadar
lignin serta selulosa bagas sebelum dan setelah perlakuan pendahuluan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penurunan optimal kadar lignin bagas dengan kehilangan minimal α-selulosa terjadi pada waktu
inkubasi dua minggu untuk setiap variasi kultur campur. Dari empat variasi kultur campur pada waktu
inkubasi dua minggu menunjukkan bahwa kehilangan rata-rata lignin bagas tertinggi (325,26±1,57%)
dengan kehilangan minimal α-selulosa (17,27±3,76%) terjadi pada kultur campur Pc dan Tv.