ABSTRAKSebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia mempunyai
keinginan yang kuat untuk melaksanakan pembangunan ekonomi.
Akan tetapi, keinginan ini tidak didukung oleh tersedianya
sumber-sumber dana dari dalam negeri, mengingat Indonesia
masih dihadapkan pada situasi, yang disebut dengan istilah
"lingkaran kemiskinan." Dalam mendapatkan dana tersebut,
pemerintah Indonesia telah banyak menerbitkan kebijakankebijakan
serta mengeluarkan hukum-hukum ekonomi. Salah satu
penyebabnya dalam mengeluarkan berbagai kebijakan ekonomi
adalah semakin banyaknya pesaing yang menawarkan berbagai
kemudahan dan insentif yang lebih menarik terhadap para
penanam modal asing daripada Indonesia, misalnya negara
Vietnam dan Cina. Disisi lain kebijaksanaan investasi yang
dikeluarkan pemerintah Indonesia kurang menarik bagi
penanaman modal asing. Untuk mengatasi keadaan tersebut,
pemerintah Indoensia telah mempermudah prosedur penanaman
modal, memberikan berbagai fasilitas dan insentif serta
menetapkan peraturan-peraturan yang mendukung bagi
terciptanya iklim investasi yang lebih baik.
Tetapi di dalam pikiran penulis timbul pertanyaan apakah
kebijakan-kebijakan pemerintah Indoneia selama ini sudah
memadai untuk menyedot modal asing atau tidak. Begitupula
penulis sebagai seorang warganegara Korea terdorong untuk
meneliti bagaimana kebijakan pemerintah Indonesia itu
terlihat di kaca mata pengusaha Korea, dan apa keluhan mereka
sebagai salah satu investor asing terhadap infrastruktur
hukum ekonomi Indonesia.
Menurut penelitian Penulis, kenyataannya investor Korea
tidak begitu tertarik, bahkan tidak peduli terhadap apa yang
telah dilakukan pemerintah. Perhatian utama mereka adalah
jaminan keamanan terhadap investasi mereka. Sikap mereka
terhadap kebijakan pemerintah sangat ragu-ragu, sebab
kebijakan itu seringkali berubah-ubah dan bertolak belakang.
Oleh karena itu Pemerintah Indonesia harus memiliki strategi
yang berbeda dalam mengundang investor dari Korea. Pendekatan
hukum semata tidak akan memberi output seperti halnya
pengusaha dari dunia Barat.