ABSTRAKBanyak para pengamat ekonomi di Indonesia menyatakan bahwa krisis
ekonomi yang terjadi di Indonesia disebabkan karena adanya kesalahan dalam
manajemen negara yang terlalu sentralistik. Krisis ekonomi ini telah mendorong
sentimen positif terhadap paradigma pengelolaan ekonomi nasional secara
desentralisasi oleh unit-unit ekonomi daerah. Pada pengelolaan ekonomi secara
desentralisasi, seluruh daerah diharapkan dapat berdiri sendiri dalam
membangun daerahnya. Dan salah satu yang harus diperhatikan dalam
membangun daerah adalah kemampuan membiayai program-program
pembangunan itu dari sumber pendanaan sendiri. Karya akhir ini membahas
tentang salah satu alternatif sumber pendanaan pembangunan di daerah, yang
sejalan dengan kerangka otonomi yang diinginkan oleh banyak pihak.
Karya akhir ini dimulai dengan penjelasan singkat, keadaan sosial dan
ekonomi yang berkembang di Indonesia pada masa kini, beserta
permasalahannya. Dalam pembahasannya penulis merasa bahwa, keadaan
ekonomi Indonesia yang ada sekarang ini tidak seharusnya terjadi pada negara
seperti Indonesia. Sebagai negara yang banyak dianugerahi sumber daya alam
seharusnya Indonesia menjadi salah satu negara yang paling makmur di dunia.
Dari situ dapat ditarik kesimpulan secara singkat bahwa telah terjadinya ketidak
beresan sistem manajemen pengelolaan sumber-sumber perekonomian negara
yang tidak optimal. Sentimen terhadap desentralisasi, otonomi, referendum, atau
bahkan pemisahan diri dari negara kesatuan juga menambah kasanah paradigma
yang beredar di masyarakat pada saat ini. Paradigma tersebut timbul, karena
adanya perasaan ketìdakadilan serta penindasan terhadap kebutuhan yang
beraneka-ragam yang ada di Indonesia.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan suatu instrumen
pembiayaan yang diharapkan dapat menjadi jembatan atas pendanaan atas setiap
segmen kebutuhan yang beragam di Indonesia, Municipal bond, suatu bentuk
instrumen pendanaan yang dikeluarkan oleh Pemda, yang dapat digunakan baik
bagi pemerintah daerah ataupun sektor swasta, dapat merupakan sebagai suatu
alternatif terhadap pemenuhan kebutuhan yang beragam tersebut. Pertimbangan
mendasar penggunaan instrumen ini karena sifat-sifatnya yang memberikan
keleluasaan yang besar bagi penggunaannya.
Pembahasan kemudian dilanjutkan dengan melihat pengalaman empiris
dari negara-negara lain. Pengalaman-pengalaman ini diperlukan untuk
mempermudah analisa manfaat penggunaan instrumen tersebut. Tidak hanya
manfaatnya yang ditonjolkan atas penggunaan municipal bond tetapi juga
kontroversi yang masih menjadi perdebatan alot di negara-negara yang telah
menggunakannya. Hal ini dimaksudkan agar kita dapat mempunyai referensi
yang singkat dalam membandingkan manfaat dan kelemahan instrumen
keuangan tersebut.
Pada bagian terakhir penulis menganalisis suatu kondisi skenarjo
seandainya municipal bond dicoba untuk diterbitkan di Indonesia. Pada bagian
ini diterangkan tentang prospek dan tantangan, serta kemungkinan
operasionalisasi municipal bond di Indonesia. Bahasannya secara singkat
mencakup tahapan operasional penerbitan municipal bond, yang terdiri dari
tinjauan secara hukum, dan kelembagaan, aspek keuangan. Kemudian, penulis
memberikan usulan atas saran kebijakan, beserta strategi implementasi
penerbitan municipal bond pada masa datang, yang diharapkan memberikan
masukan dalam proses menuju Otonomi yang berkeadilan di Indonesia.