ABSTRAKKemampuan perusahaan dalam menghasilkan Laba dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang bersifat systematic dan unsystematic, sedangkan fluktuasi harga saham dalam batas-
batas tertentu juga dipenganruhi oleh faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor yang bersifat
systematic merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi semua perusahaan atau industri,
sedangkan faktor-faktor yang bersifat unsystematic adalah spesifik dan hanya
mempengaruhi perusahaan atau industri tertentu saja
Risiko sistematis ditentukan oleh besar kecilnya koefisien beta yang menunjukkan
tingkat kepekaan harga suatu saham terhadap harga saham secara keseluruhan di pasar.
Risiko ini berkaitan dengan risiko ekonomi secara keseluruhan. Semua perusahaan di
Indonesia pasti dipengaruhi oleh situasi ekonomi nasional, walaupun pada tingkat yang
berbeda-beda. Faktor- faktor tersebut adalah pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga,
tingkat inflasi, nilai tukar valuta asing dan kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi.
Selanjutnya risiko tidak sistematis merupakan risiko yang timbul karena faktor-faktor milcro
yang dijumpai pada perusahaan atau industri tertentu. Faktor-faktor tersebut antara lain
struktur modal, struktur alctiva, dan tingkat likuiditas perusahaan.
Setiap perusahaan mempunyai daya tahan yang berbeda terhadap pengaruh yang
bersifat ekstemal. Artinya tingkat sensitivitas setiap perusahaan (saham) terhadap pengaruh
pasar/ekonomi sangat berbeda. Bagi suatu perusahaan yang sangat sensitif terhadap
pengaruh pasar/ekonomi mempunyai risiko pasar yang sangat tinggi dan sebaliknya.
Dalam karya akhir ini, fokus penelitian adalah pada analisis fundamental khususnya
berkenaan dengan dampak dan kondisi makroekonomi sebagai pengaruh eksternaI yang
mempengaruhi risiko sistematis terhadap fiuktuasi return saham di pasar modal. Pengujian
dilakukan pada saham-saham yang berada pada faktor yang berbasis sumberdaya alam.
Hasil penelitian dengan menggunakan APT theory menunjukkan bahwa faktor
makroekonomi kurang mampu mejelaskan return saham dengan baik. Excess faktor
makroekonomi bukanlah faktor yang secara signifìkan mempengaruhi return saham
perusahan terutama pada sektor dengan basis sumberdaya alam di bursa Indonesia.
Berdasarkan 15 model APT yang diestimasi dapat disimpulkan bahwa excess faktor
makroekonomi yang berpengaruh terhadap seluruh model saham adalah excess faktor kurs,
dan pengaruh signifikan berikutnya terhadap model adalah faktor tingkat sukubunga.
Sebagai saran adalah bahwa data excess faktor makroekonomi dapat dimanfaatkan
sebagai data pendukung dalam analisis pemilihan saham karena kondisi pasar modal
Indonesia yang belum efisien. Perlu dicoba mencari faktor lain selain excess makroekonomi
berupa kurs, Jibor rate, inflasi, GDP yang telah digunakan dalam variabel penelitian, untuk
membangun model APT yang lebih baik. Faktor tambahan yang disarankan untuk dipakai
adalah Market Index (indeks pasar BEl).