Peraturan Menkes Rl No.416 tahun 1990 dalam standar kualitas Air Minum
menyatakan bahwa air minum tidak boleh terdapat bakteri Eschericia coli dalam 100 ml contoh air. Adanya bakteri Coliform merupakan indikasi air tercemar kuman pathogen, sehingga bakteri Coliform merupakan indikator pencemaran air secara mikrobiologis.
Bakteri E. Coli dapat menyebabkan Gastroenteristis. Salah satu cara mengurangi bakteri bakteri E. coli pada proses pengolahan air adalah dengan proses koagulasi (penggumpalan) yang diikuti proses flokulasi (pembentukan flok) dan sedìmentasi (pengendapan flok). Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan koagulan adalah penggunaan koagulan yang tepat untuk tingkat kekeruhan air baku yang sudah ditentukan (dalam hal ini kekeruhan tinggi). Koagulan yang umum digunakan adalah
AI2(SO4)3 yang biasa disebut tawas atau alum, karena cukup murah dan mudah didapat dipasaran. Kenyataan menunjukkan tingkat kekeruhan air baku (dalam hal ini sungai Ciliwung) semakin tinggi sehingga diperlukan koagulan alternatif yang lebih efektif. Penggunaan koagulan PAC (Poly Aluminum Chiorida) sebagai koagulan alternatif yang lebih efektif untuk air baku kekeruhan tinggi.
Metode penelitian ini adalah true eksperimental. Sebagai kelompok eksperimen adalah sampel air baku yang diberi koagulan PAC, sedangkan kelompok pembanding adalah sampel air baku yang diberi koagulan Alum atau Tawas. Penelitian ini dilakukan dalam skala taboratorium, yaitu melalui analisa jartes untuk menentukan dosis optimum koagulan. Percobaan dilakukan di laboratonum pusat PAM Jaya dengan mengambil sampel air baku kekenihan tinggi (100 - 500 NTU) dan melakukan lima kali percobaan
dengan total sampel 30. Dosis koagulan yang digunakan adalah 20, 25, 30, 35, 40, 45
ppm.
Hasil yang diperoleh adalah Reduksi Eschericia coli rata-rata oleh PAC adalah 88.3166 dengari reduksi maksimum 99.97 % dan oleh Alum adalah 73.30 % dengan reduksi maksimum 96.67%. Secara statistik beda reduksi PAC terhadap Mum adalah perbedaan bermakna dengan nilai p <0,05. Dosis optimum rata-rata PAC adalah 20 ppmdengan rata-rata reduksi 89.01 %. Dosis optimum rata-rata Alum adalah 30 ppm dengan
rata-rata reduksi 81.60 %. Melihat kualitas air yang dihasilkan terhadap parameter pH,
kekeruhan, dan E. coil Iebih baik menggunakan PAC. Nilai rata-rata kualitas air pada
pemberian dosis optimum PAC adalah : kekeruhan 7,2 NTU, pH akhir 7.08 dan reduksi
E. coil 97.29%. Nilai rata-rata kualitas air pada pemberian dosis optimum Alum adalah:
kekeruhan 16.2 NTU, pH 6.8 dan reduksi E. coil 95.06%.
Secara ekonomis didapat penghematan yang cukup besar, yaitu dengan
pemakaian PAC dapat dihemat biaya Rp 47.740.400 / bulan untuk Instalasi I PAM DKI
Jaya. Perhitungan ini diambil dan penghematan penggunaan dosis koagulan dan dosis
kapur tohor, dimana dengan PAC tidak diperlukan pemakaian kapur tohor untuk
menaikkan pH.
Dari hasil ini disarankan untuk air baku kekeruhan tinggì PAC dapat dijadikan
koagulan pengganti Alum, karena dari segi teknis Iebih menguntungkan, yaitu tidak
perlu penambahan kapur tohor untuk menetralkan pH dan mengurangi dosis Kaponit
pada proses desinfeksi serta waktu digunakan lebih pendek, dari segi biaya lebih hemat,
dan dari segi kualitas air yang dihasilkan lebih baik.
In general, raw water which comes from the river has been contaminated byhuman or animal feces which is shown by the existing of an organism society calledColiform such as Bacterium coli, Bacilus coil or Eschericia coli which are the ones ofmicrobiologie parameter. The existent of Coliform bacteria is an indicator of pathogenicbacteria, so the Coliform bacteria is an indicator of microbiological watercontamination. Ministry of health regulation no.416 1990 for standardization of drinkingwater states that the drinking water mustn’t contain the Eschericia coil bacteria in 100ml the sample of water. The E. coil bacteria may cause Gastroenterist. One way of reducing E. colibacteri in the water treatment is by coagulation process which is followed by floculationand sedimentation, One factor which determined the succes of coagulation is the use ofthe right coagulant for determined standard turbid raw water (in high tu bid levelmatter). The most commonly used coagulant is the AI2(SO4)3 called “Tawas” or “Alum”,it is quite cheap and can be found easily. The fact shows that the high turbid level of rawwater (in Ciliwung river matter) is getting higher, so an alternative of more effectivecoagulant is needed. Lise of the PAC (Poly Aluminum Chloride) coagulant is moreeffective for high turbid level raw water. Method used in this research is true experimental. The experiment group consistsof samples of raw water with the PAC coagulant, compared with samples of raw waterwith Tawas or Alum coagulant Research was done in an laboratory scale, throughjartest analysis to decide the optimum dose of coagulant. The experiment was done atthe PAM Jaya Laboratory by taking samples of high turbid of raw water (100-500 NTU)and doing 5 times experiment with total samples of 30. The coagulant doses used of are20, 25, 30, 35, 40, 45 ppm. Average reduction of E. coli by the PAC is 88,32%, with maximum reduction of99.97%, and by the Alum is 73.3% with the maximum reduction of 96.67%.Statistically, the reduction difference between PAC and Alum is (15.02 ± 5.33)% With P<0.05 in CI 95% of significant difference. The avarage optimum dose of PAC is 20 ppmwith average reduction of 89 %. The average optimum dose of Alum is 30 ppm withaverage reduction of 81.6%. If we see the produced water quality the parameters Like:pH, turbidity, and E.coli, it would be better for us to use the PAC. The average values ofwater quality with PAC optimum dose given are : the turbidity is 7.2 NTU, the last pH is7.08 and the E. coli reduction is 97.29%. Condition with Alum are: the turbidity is 16.2NTU, the PH is 6.8 and the E.coli reduction is 95.06%. Economically, by using the PAC we can save costs for about Rp47.740.000/month. This calculation was done by savings in coagulant dose and in quicklime dose, which by using the PAC we do not need the quick-lime to increase the pHanymore. Using the results obtained, it’s recomended , for the high level turbidity of theraw water, to use the PAC as a substitution of Alum. Technically, it gives more revenuesby not using the quick-lime addition to neutralize the pH, reduces the “Kaporit” dose inthe dissinfection process, and shortens the process time. We can also reduce costs,because it’s cheaper, and we can get better water quality than before.