According to recent literature that relates to organizational leadership, transformational leadership consists of three
important elements: idealized influence, individual consideration, and intellectual stimulation. Extant studies in this area
highlighted that the ability of the leaders in implementing these transformational processes (to execute organizational
functions) may have a significant impact on individual outcome especially organizational commitment. Although this
relationship has been studied, the mediating role of psychological empowerment has taken a less prominent part in
organizational leadership model. The purpose of this paper is to examine the influence of psychological empowerment
in the relationship between transformational leadership and organizational commitment. A survey method was
employed to gather data from employees who worked at a foreign manufacturing company in free trade zone, Malaysia.
Results of SmartPLS path model analysis confirm that psychological empowerment does act as an important mediating
variable in the relationship between transformational leadership and organizational commitment in the studied
organizations. In the succeeding sections, discussion, implications and conclusion are elaborated.
Berdasarkan kajian yang sudah ada yang berkaitan dengan kepemimpinan dalam berorganisasi, kepemimpinan
transformasional terdiri dari tiga unsur yang penting: pengaruh ideal, pertimbangan individual dan stimulasi intelektual.
Penelitian yang sudah ada fokus dalam kemampuan para pemimpin untuk benar-benar menerapkan proses transformasional
dalam melaksanakan fungsi-fungsi organisasi yang mungkin memiliki dampak yang signifikan pada aspek psikologis
individu terutama dalam komitmen berorganisasi. Meskipun hubungan ini telah dipelajari, peran mediasi pemberdayaan
psikologis kurang ditekankan dalam model kepemimpinan berorganisasi. Tujuan dari makalah ini adalah untuk menguji
pengaruh pemberdayaan psikologis dalam hubungan antara kepemimpinan transformational dan komitmen berorganisasi.
Metode survei digunakan untuk mengumpulkan data dari karyawan yang bekerja di sebuah perusahaan manufaktur
asing di zona perdagangan bebas, Malaysia. Hasil analisis model jalur SmartPLS mengkonfirmasi bahwa pemberdayaan
psikologis bertindak sebagai variabel mediasi penting dalam hubungan antara kepemimpinan transformasional dan
komitmen organisasi dalam organisasi yang dikaji. Selanjutnya, diskusi, implikasi dan kesimpulan akan turut dijelaskan.