ABSTRAKTeknologi dewasa ini mengalami perkembangan yang cepat. Pada saat ini juga para
ahli teknologi diseluruh dunia yang bergerak pada bidang yang berbeda berkutat dengan waktu
untuk dapat menghasilkan suatu produk yang memiliki teknologi lebih baru dan dapat
memberikan kemudahan lebih bagi manusia. Keberadaan teknologi baru menimbulkan
ancaman bagi produk yang berbasis pada teknologi lama karena teknologi tersebut menjadi
usang (obselete).
Iridium LLC, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang telekomunikasi-satelit,
merupakan salah satu contoh perusahaan yang muncul karena adanya perkembangan teknologi
yang cepat. Dengan sistem dan 66 rangkaian Low Orbit Satetit (LOE) yang dikembangIan
Iridium, para pengguna telepon genggam dapat melakukan hubungan komunikasi secara
personal tanpa hambatan dimanapun lokasinya dimuka bumi ini. Dengan dukungan penuh dari
perusahaan telekomunikasi ternama dunia Motorola, Iridium diharapkan dapat melakukan
terobosan revolusioner dibidang telekomunikasi karena menampilkan teknologi yang belum
ada sebelumnya. Namun Iridium LLC yang melakukan komersialisasi pada November 1998
hanya mampu bertahan selama 16 bulan sebelumnya akhirnya dinyatakan bangkrut pada bulan
Maret 2000.
Bangkrutnya Iridium dalam waktu singkat membuat berbagai pihak bertanya-tanya
bagaimana sebuah perusahaan senilai $5 Milyar dengan dukungan perusahaan seperti
Motorola yang memiliki pengalaman dibidang telekomunikasi sejak lama yang melakukan
riset lebih dari 10 tahun untuk keberhasilan tersebut, serta mempromosikan sistemnya secara
besar-besaran dan meluncurkan 66 satelitnya demi melayani konsumen, hanya bertahan
kurang lebih 16 bulan saja sejak peluncurannya. Penyebab kebangkrutan iridium adalah
gagalnya perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban keuangannya pada batas waktu yang
ditentukan. Faktor tersebut salah satunya dipicu oleh gagalnya fridium memenuhi target
100.000 pelanggan dalam waktu satu tahun yang diletapkannya sendiri serta munculnya
tanggapan pasar yang berbeda terhadap perkiraan Iridium LLC, menjadikan keunggulan
teknologi yang dimilikinya tak berarti.
Tujuan utama dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi apakah ada langkah-langkah
kritis yang dilupakan oleh Iridium untuk mencapai suatu produk inovasi yang berhasil,
disamping itu faktor-faktor apa yang telah dikesampingkan Iridium dalam proses peluncuran
produk di pasar sehingga bukannya menjadikan Iridium sebagai suatu perusahaan yang
berhasil melainkan mengarahkannya pada kebangkrutannya sendiri.
Metode penelitian yang dilakukan adalah menganalisa faktor-faktor penunjang inovasi
teknologi yang kemungkinan diabaikan oleh perusahaan serta faktor-faktor Iainnya yang
menyangkut implementasi strategi perusahaan secara keseluruhan dalam mencapai sukses
diantara dalam pengelolaan resiko dan ketidakpastian dimasa mendatang.
Beberapa temuan penting dari studi ini adalah adanya ketimpangan hubungan diantara
pihak R&D yang mengembangkan teknologi dengan pihak Pemasaran yang meluncurkan
produk. Faktor tersebut diantaranya adalah kurang responnya R&D dalam mengantisipasi
keinginan pasar sebagai pihak utama yang berperan dalam menentukan keberhasilan suatu
teknologi serta kurang dilibatkannya pihak Pemasaran sejak proses inovasi teknologi
dilakukan. Adanya arogansi dari perusahaan induk Motorola, keyakinan terhadap keberhasilan
teknologi yang baru dan peluncuran produk yang prematur demi mendapat keunggulan
sebagai penggerak pertama (first mover) menyebabkan perusahaan mengabaikan dan tidak
terlalu memperhitungkan lagi faktor resiko dan ketidakpastian yang dihadapi dimasa
komersialisasinya. Peluncuran perusahaan yang prematur demi menjadi penggerak pertama
(first mover) itu pula yang menyebabkan penggerak berikutnya (second mover) dengan cepat
dapat mempelajari kesalahan-kesatahan yang dilakukan Indium sehingga seniakin
memperketat persaingan.
Dimasa yang akan datang untuk meneliti peristiwa yang serupa sebaiknya data-data
internal perusahaan lebih banyak didapat, sehingga hal-hal yang sebenarnya merupakan esensi
dan kegagalan perusahaan dapat lebih diketahui dan dapat dicapai suatu solusi yang lebih
spesifik dengan permasalahannya.
Pembahasan studi ini dapat menjadi acuan bagi seluruh bidang industri tidak hanya
yang mengandalkan keunggulan teknologi saja, namun seluruh aspek yang berkaitan dengan
peluncuran suatu produk baru dan memiliki keunggulan yang lebih dibanding produk
terdahulu karena sekali lagi hebatnya suatu produk bukan ditentukan oleh perusahaan maupun
penemunya, namun oleh pengguna sebagai pihak yang paling berwenang menentukan nilai
tersebut.