ABSTRAKSejalan dengan kebijakan pemerintah meningkatkan devisa dengan
menggalakkan ekspor non migas yang dituangkan dalam berbagai
deregulasi. serta peluang perdagangan internasional yang menuju globalisasi
ditandai dengan berakhirnya Putaran Uruguay dengan persetujuan final act
pada April 1994, maka perdagangan internasional semakin berkembang dan
terbuka dengan harapan dimasa yang akan datang dunia menjadi satu pasar
yang bebas.
Keadaan tersebut membuka kesempatan kepada para pelaku bisnis
di Indonesia mengarahkan pandangan keluar (outward looking) untuk
mencari peluang pasar diluar negeri.
Dalam memanfaatkan kesempatan tersebut ada dua hal penting
yang perlu mendapat perhatian yaitu bagaimana model yang dipakai untuk
memasuki pasar dan dengan rencana pemasaran apa yang cocok dengan
pasarnya.
Berbagai macam cara memasuki pasar dan rencana pemasaran
memerlukan penelitian Iebih lanjut karena hal tersebut sangat berkaitan erat
dengan pasar yang akan dimasuki, jenis produk yang akan dipasarkan dan
kompetensi perusahaan seperti keterpaduan teknologi, sumber daya
manusia, pengalaman dan modal kerja.
Secara umum dapat dilihat negara Amerika Serikat dengan jumlah
penduduk 250 juta orang dan penghasilan bersih ?disposable personal
income? sebesar USS 16000 per tahun pada tahun 1991 merupakan pasar
yang besar dengan daya beli yang kuat.
Menurut data Euromonitor Market Direction produk pasta dipakai
oleh hampir 70 % rumah tangga di Amerika Serikat dengan pertumbuhan
sebesar 6.2% pertahun, merupakan salah Satu komoditi dengan permintaan
tinggi.
Dalam kaitan tersebut studi ini dibuat untuk meneliti dan
menganalisis cara masuk pasar (entry mode) dan rencana pemasaran produk
pasta ke Amerika Serikat.
Dilihat dari pesaing yang ada, kompetensi perusahaan dan faktor
resiko cara masuk pasar Amerika dipilih cara ekspor.
Mengingat pasta adalah jenis komoditi, maka pendatang baru tidak
dapat menentukan harga tetapi hanya sebagai pengikut (follower) yang
berarti pendatang baru harus dapat bersaing dengan strategi keunggulan
dalam biaya, dan strategi serangan langsung harus dihindari karena
kekuatan pesaing yang tinggi.