Artikel Jurnal :: Kembali

Artikel Jurnal :: Kembali

Gerakan budaya menjelang kemerdekaan Indonesia-Malaysia / Maman S. Mahayana

Maman Soetarman Mahayana; (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007)

 Abstrak

Sejarah panjang hubungan sosial budaya Indonesia dan Malaysia telah memperlihatkan bahwa kedua bangsa ini
memiliki akar tradisi sosial-budaya yang sama. Ikatan emosional itu ternyata sama sekali tidak terganggu selepas
Perjanjian London tahun 1824 yang disepakati pemerintah kolonial Inggris dan Belanda. Meskipun perjanjian ini secara
politik telah membelah Kerajaan Melayu ke dalam dua wilayah politik yang berbeda, yaitu Singapura (Temasek) dan
Johor berada di bawah kekuasaan Inggris sedangkan Riau dan Lingga berada di bawah kekuasaan Belanda, hubungan
sosio-kultural masyarakat di wilayah semenanjung itu tetap berlangsung baik dan sama sekali tidak terganggu oleh
keputusan politik kedua pemerintah kolonial itu. Bahkan, ketika terjadi konfrontasi Indonesia-Malaysia, masyarakat di
wilayah itu tetap mondar-mandir melakukan hubungan sosial, budaya, dan perdagangan. Gerakan budaya ternyata
begitu penting bagi masyarakat di kawasan ini. Hal itu pula yang terjadi menjelang kedua negara memperoleh
kemerdekaan.
For a long period, the Indonesian and Malaysia relationship has proved the single root of socio-cultural tradition. Yet,
the London Treaty 1824, an agreement between the British and Dutch colonials, failed to split the emotional bond
between the two nations. Although this treaty successfully divided the Malay Kingdom into two different political
region, where Singapore (Temasek) and Johor was politically put under British rule while Riau and Lingga was put
under the Dutch, the socio-cultural communication among the people in those areas remained undisturbed by the
political decision of the two colonial rulers. Even, during the Indonesia-Malaysia confrontation period, the people were
persistently busy keeping their own business in the social, cultural and trade affairs. Hence, specifically since the day
prior to their independence, the cultural movement is considerably significant for the people in this region.

 File Digital: 1

Shelf

 Metadata

Jenis Koleksi : Artikel Jurnal
No. Panggil : PDF
Entri utama-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
ISSN : 24069183
Majalah/Jurnal : Makara Hubs-Asia
Volume : Vol. 11, No. 2, Desember 2007: Hal. : 48-57
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Akses Elektronik : http://hubsasia.ui.ac.id/index.php/hubsasia/article/view/110
Institusi Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 4, R. Koleksi Jurnal
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
PDF TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20441792
Cover