ABSTRAKHasil International Conference on Population and Development (ICPD) di Kairo
tahun 1994, diantaranya merekomendasikan untuk disediakannya pelayanan
kesehatan reproduksi terpadu, salah satunya pemeriksaan infeksi saluran
reproduksi/infeksi menular seksual. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan utilisasi pelayanan klinik
infeksi menular seksual oleh Wanita Penjaja Seks Langsung (WPSL). Desain
penelitian adalah cross sectional dengan jumlah sampel 100 WPSL yang
sedang/pernah menderita IMS yang diambil secara stratified random sampling.
Hasil analisis univariat diperoleh WPSL yang memanfaatkan pelayanan klinik
IMS Sedap Malam sebesar 33%. Analisis bivariat dari faktor sosial budaya yang
berhubungan dengan utilisasi pelayanan klinik IMS Sedap Malam adalah
dorongan/dukungan dari pihak ketiga dengan (OR=3,3; 95% CI: 1,0-10,6); dari
faktor organisasi yang berhubungan dengan utilisasi pelayanan klinik IMS Sedap
Malam adalah kualitas pelayanan klinik IMS dengan (OR=13,2; 95% CI: 4,7-
37,5); hambatan pergi ke klinik IMS dengan (OR=4,6; 95% CI: 1,5-14,6) dan dari
faktor konsumen yang berhubungan dengan utilisasi pelayanan klinik IMS Sedap
Malam adalah sikap responden terhadap program P2-IMS dengan (OR=3,8; 95%
CI:1,2-12,1). Pentingnya peningkatan kualitas pelayanan dan dukungan dari
semua pihak agar utilisasi pelayanan klinik IMS oleh WPSL lebih ditingkatkan
lagi.
ABSTRACTThe international Conference on population and development in Cairo in 1994,
partly has recommended the provision of the integrated reproductive health
services which one of them was the examination of reproductive tract
infections/sexually transmitted infections. The purpose of this study is know the
overview and the factors associated to service utilization by sexually transmitted
infections clinic for female prostitutes (WPSL=Wanita Penjaja Seks Langsung).
The study design was cross sectional sample of 100 suffering/suffered from STI
WPSL taken by stratified random sampling. The univariate analysis results
showed that the WPSL that utilized Sedap Malam clinic services were at 33%.
The bivariate analysis of socio-cultural factors associated to the utilization of STI
clinic services Sedap Malam showed that the encouragement/support from the
third party (OR=3.3; 95% CI:1.0-10.6); from the organizational factors associated
to the utilization of Sedap Malam STI clinic services obtained that the quality of
service with the STI clinic (OR=13.2; 95% CI:4.7-37.5); the resistance of visiting
the STI clinic (OR=4.6; 95% CI:1.5-14.6) and from consumer-related factors, the
service utilization of Sedap Malam STI clinic was the perception of the
respondents to the P2-IMS program (OR=3.8; 95% CI:1.2-12.1). It is
recommended that the quality of service and support from all parties to STI
clinical services utilization by the WPSL can be enhanced in the future.