This exploratory study focuses on doctors? perception towards domestic and multinational pharmaceutical products. Doctors can heavily influence drug purchase decisions by performing the roles of users (sometimes), influencer, gatekeepers and deciders, while patients perform the role of buyers and users. The difference in perception was measured in terms of products, brand image and pricing. Data were collected from a sample of 15 doctors (n=15) using a questionnaire comprised of 12 questions measured in Likert scales. The study reveals that brand image is the most influential factor for price of medicines and brand image is highly related to quality and the level of promotion for the underlying product. Furthermore, doctors perceive multinational products to be different and better than domestic products due to their stronger brand image. This study highlights that doctors? preferences are not fully unbiased and can be influenced by pharmaceutical companies. Due to its exploratory nature, findings might need to be validated in a further study with a larger sample.
Studi yang bersifat eksplorasi ini fokus pada persepsi dokter terhadap produk farmasi domestik
dan multinasional . Dokter dapat mempengaruhi keputusan pembelian obat dengan menjalankan
peran sebagai pengguna ( user ), pemberi pengaruh (influencer) , penjaga arus informasi (gatekeeper)
dan pembuat keputusan (deciders), sedangkan pasien melakukan peran sebagai pembeli (buyer) dan
pengguna (user). Perbedaan persepsi diukur dalam hal produk, citra merek dan harga. Data dikumpulkan
dari sampel 15 dokter (n = 15) dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 12 pertanyaan
yang diukur dalam skala Likert . Penelitian ini mengungkapkan bahwa citra merek merupakan faktor
yang paling mempengaruhi harga obat-obatan dan citra merek sangat berkaitan dengan kualitas dan
tingkat promosi untuk produk yang mendasarinya. Selain itu, dokter menganggap produk multinasional
berbeda dan lebih baik dari produk dalam negeri karena citra merek yang lebih kuat . Penelitian
ini juga memberikan kesimpulan bahwa preferensi dokter tidak sepenuhnya bebas bias dan dapat dipengaruhi
oleh perusahaan obat-obatan. Karena penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi, maka
temuan penelitian ini perlu divalidasi dalam studi lanjutan dengan sampel yang lebih besar.