UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Kebijakan rambut tocang (bianzi) dan perkembangan nasionalisme pada era Dinasti Qing = Queue hairstyle (bianzi) policy and nationalism development in Qing Dynasty

Frederick Martinus; R. Tuty Nur Mutia, supervisor; Roring, Albert P.J., examiner; Agus Setiawan, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017)

 Abstrak

Bangsa Manchuria (满族 Mǎnzú) adalah bangsa non-Han dari kawasan (东北 Dōngběi) yang menjajah Cina dan mendirikan Dinasti Qing pada tahun 1644. Selama berkuasa di Cina, Dinasti Qing menerapkan kebijakan rambut tocang sebagai alat penunjuk superioritas bangsa Man terhadap bangsa Han. Kebijakan ini mengakibatkan rakyat Han merasa terhina, sehingga ingin membalaskan dendam mereka dengan melancarkan gerakan anti tocang di Cina. Gerakan ini menjadi reaksi berbasis identitas kebangsaan yang mempengaruhi perkembangan nasionalisme Cina, terutama pada akhir abad ke-19. Penelitian ini memaparkan karakteristik dan keterkaitan dari gerakan anti tocang yang dilancarkan oleh Kelompok Teratai Putih, Taiping, Reformis, dan Revolusioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun para pemimpin gerakan anti-tocang hidup pada dimensi waktu yang berbeda, mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu menjunjung tinggi nasionalisme dan patriotisme untuk menyelamatkan dan memperkuat bangsa dan negara Cina. Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menerapkan 4 tahapan metode penelitian sejarah, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.

Manchus is a non-Han race from 东 北 region who conquered China and established Qing Dynasty in 1644. During its reign in China, Qing Dynasty implemented queue hairstyle policy as symbol of Manchus superiority toward Hans. This policy caused Hans feel humiliated, thus they tried to seek revenge by launching anti-queue hairstyle movement. This movement becomes nation reaction that influences nationalism development in the end of nineteenth century. This research will explain, analyze, and seek links between White Lotus Society, Taiping, Reformist, and Revolutionary anti-queue hairstyle movement. Result shows that these four movement leaders have one same goal, which is to uphold nationalism and patriotism spirit to save and strengthen China country nation. This thesis uses qualitative research methods with 4 historical stages, such as heuristic, critic, interpretation, and historiography.

 File Digital: 1

Shelf
 S66437-Frederick Martinus.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Skripsi Membership
No. Panggil : S66437
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xviii, 91 pages : illustration ; 30 cm
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S66437 14-19-384372893 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20445384
Cover