ABSTRAKPenelitian ini membahas tentang jaringan penolakan terhadap perusahaan tambang di Pegunungan Kendeng Utara, yang terdiri dari beragam aktor dengan latar dan identitas yang berbeda. Berbagai kajian terdahulu tentang gerakan perlawanan petani terhadap perusahaan tambang hanya menguraikan bentuk-bentuk perlawanan petani serta kontribusi beragam aktor, akademisi dan aktivis NGO, dalam mengadvokasi gerakan perlawanan terhadap perusahaan tambang, namun belum menguraikan keterhubungan beragam aktor yang memungkinkan bertahan dan berkembangnya gerakan sosial. Melalui studi kasus terhadap Jaringan Peduli Pegunungan Kendeng JMPPK yang melakukan gerakan perlawanan terhadap rencana penambangan PT SI dan PT SMS, penelitian ini menemukan bahwa JMPPK mengembangkan relasi informal di antara beragam aktor, seperti komunitas Sedulur Sikep, kalangan muslim, akademisi, aktivis NGO, dan berbagai aktor individual, dalam membangun aliansi gerakan sosial. Selain itu, meski terdiri dari beragam aktor, jejaring informal yang terjalin secara intensif mampu membentuk identitas kolektif yang terbingkai dalam framing ldquo;pelindung ibu bumi rdquo; untuk menandai pentingnya melindungi Pegunungan Kendeng Utara dari ancaman pengrusakan akibat penambangan, sehingga gerakan sosial ini mampu mempertahankan militansi penolakan terhadap kehadiran perusahaan semen di Pegunungan Kendeng Utara.
ABSTRACTThis research discusses anti mining movement networks in North Kendeng Mountains which actually intertwine various actors with different identities and backgrounds. The previous studies of peasant movement and anti mining movement commonly tend to examine the form of peasant movement and the type of actor rsquo s contribution such as scholars and NGO rsquo s activists in advocating and struggling against mining industry. But there is lack of explanation in examining the intertwinement of actors in term of empowering and sustaining social movement. By considering research about Jaringan Peduli Pegunungan Kendeng JMPPK ndash The anti mining networks of Kendeng Mountains which struggles against mining industry of PT Semen Indonesia and PT SMS, this research aims to understand the informal networks of JMPPK combined through Sedulur Sikep, Muslim community, scholars, NGO rsquo s activist, and individual initiatives in developing social movement rsquo s alliance. The network which is intensively interlinked various actors is able to develop collective identity by using the framing of ldquo Pelindung Ibu Bumi The Guard of Mother Earth . rdquo This framing will be identified as the sign of social movement to protect North Kendeng Mountains and the way of anti mining movement members to support the struggles against cement industry.