ABSTRAKLatar Belakang:Insomnia dapat terjadi pada pegawai perkantoran baik yang swasta maupun pemerintah. Instansi pemerintah pusat mempunyai peranan penting terhadap hal teknis, administrasi, dan analisis urusan pemerintah seperti hal aset negara dan inventarisasinya, dokumen-dokumen penting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi gejala insomnia dan faktor ndash;faktor yang mempunyai hubungan dengan gejala insomnia pada pegawai perkantoran instansi pemerintah pusat di Jakarta. Metode:Desain penelitian menggunakan desain potong lintang dengan 224 responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner Insomnia Rating Scale IRS untuk mengetahui gejala insomnia. Instrumen lain yang digunakan adalah kuesioner karakteristik responden, Survey Diagnostic Stress SDS , Self Reporting Questionnaire 20 SRQ-20 , dan Pemeriksaan Heart Rate Variability HRV dengan mengunakan HRV analyzer SA 3000P. Hasil:Prevalensi gejala insomnia pada pegawai perkantoran instansi pemerintahan pusat mencapai 50 , dimana gejala insomnia ringan 44,2 dan gejala insomnia sedang 5,8 . Pada penelitian ini didapatkan faktor yang memiliki hubungan bermakna untuk terjadinya gejala insomnia adalah jabatan struktural OR 0,64; 95 CI 0,41 ndash; 0,98 , stressor beban kerja berlebih kualitatif sedang-berat OR 2,50; 95 CI 1,02 ndash; 6,10 dan gangguan mental emosional / positif OR 2,76; 95 CI 1,20 ndash; 6,36 . Kesimpulan dan Saran:Penelitian ini menemukan bahwa prevalensi gejala insomnia pada pegawai instansi pemerintah pusat di Jakarta cukup tinggi. Didapatkan 3 faktor yang mempunyai hubungan bermakna dengan gejala insomnia. Dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor lainnya yang berhubungan dengan gejala insomnia pada pegawai instansi atau perkantoran. Kata kunci : gejala insomnia, prevalensi, instansi pemerintah pusat.
ABSTRACTBackground Insomnia can be occurred by employees in both private and government. Central government agencies have an important role to the technical, administrative, and analysis of government affairs such as national assets and important documents. The purpose of this study was to determine the prevalence of insomnia symptoms and the factors that have significant relationship of employee rsquo s central government agencies in Jakarta. Method The study design was cross sectional involving 224 respondents. Retrieving data using questionnaires Insomnia Rating Scale IRS . Other instrument used was a questionnaire characteristics of the respondents, Stress Diagnostic Survey SDS , Self Reporting Questionnaire 20 SRQ 20 , and Heart Rate Variability HRV analyzer SA 3000P. Result The prevalence insomnia symptoms of the employee rsquo s central government agencies reached 50 , which 44.2 mild insomnia symptoms and moderate insomnia symptoms were 5.8 . In this study the factors that have significant relationship are structural position OR 0,64 95 CI 0,41 ndash 0,98 , stressor qualitative work overload medium heavy OR 2,50 95 CI 1,02 ndash 6,10 and emotional mental disorders positive OR 2,76 95 CI 1,20 ndash 6,36 . Conclusions and Recommendations The study found that the prevalence of insomnia symptoms at the office employees of central government agencies in Jakarta is quite high. The work environment of this study is quite comfortable for the respondents to work. This study found three factors that have significant relationship with insomnia symptoms. Hope there rsquo ll be another study or research about other factors that have significant relationship of employee rsquo s agencies or office. Keywords insomnia symptoms, prevalence, central government agencies.