ABSTRAKSetelah lepas dari mandat Perancis pada tahun 1946, Suriah menjadi negara yang merdeka dan berdaulat. Sebagai negara yang merdeka dan berdaulat Suriah mulai membangun konstitusi dan sistem pemerintahannya sendiri untuk memenuhi segala keperluan negaranya. Namun, dari awal Suriah merdeka kondisi politiknya sangat tidak stabil, Suriah seperti masih mencari konstitusi yang pas untuk diterapkan. Karena kondisi Suriah yang masyarakatnya sangat heterogen, sehingga banyak kepentingan di dalamnya. Selain itu faktor eksternal juga mempengaruhi tidak stabilnya politik Suriah, karena posisi Suriah yang terletak pada wilayah konflik. Suriah yang dikenal sekarang adalah negara yang penuh dengan konflik, perlu ditarik ke belakang apakah konflik atau tidak stabilnya politik yang saat ini terjadi merupakan dampak dari sejarah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi pustaka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dinamika politik yang terjadi di Suriah pada masa awal kemerdekaannya pada periode 1945-1961.
ABSTRACTAfter its freedom from the French mandate in 1946, Syria became an independent and sovereign state. As an independent and sovereign nation, Syria began to build its own constitution and government systems to meet all the needs of the country. However, from the beginning of independence, political condition of Syria is very unstable, such as the search for the most appropriate constitution for Syria. Syrian people are very heterogeneous, so they have a lot of interest. In addition, external factors also influenced the political instability of Syria, because of its position lies in the area of conflict. Syria is known today as a country full of conflict. There is a need of tracing back whether the conflict or political instability that is currently happening is the impact of history. This study is a qualitative research with literature study method. The purpose of this study is to explain the dynamics of the political situation in Syria in the early days of independence.