ABSTRAKEngineering adalah sebuah tindakan kejahatan yang memanfaatkan manusia sebagai titik lemah untuk mendapatkan data, informasi, atau akses. Tindakan ini memiliki potensi ancaman kepada berbagai pihak, khususnya ketika menyangkut informasi yang sensitif dan memiliki dampak yang luas, tidak terkecuali pada maskapai penerbangan. Dengan meningkatnya pertumbuhan dunia penerbangan dan dampaknya pada akses perpindahan orang maupun barang, maka maskapai penerbangan sebagai bagian di dalamnya memiliki kerentanan untuk menjadi target kejahatan, seperti pada social engineering. Untuk menghadapi social engineering, maka penguatan dan improvisasi pada faktor manusia menjadi tindakan utama yang dapat dilakukan. Akan tetapi dalam lingkup perlindungan sistem informasi, faktor manusia saja tidaklah cukup, karena juga membutuhkan faktor proses dan teknologi. Tugas karya akhir ini melihat bagaimana pengintegrasian faktor manusia, proses, dan teknologi untuk mencegah social engineering pada maskapai penerbangan X. Penulis menggunakan teori routine activities dan situational crime prevention untuk melihatnya.
ABSTRAKEngineering is a technique of crime that exploit human as a weakness of systems to obtain data, information, or access. This measures potentially provide threat to many party, particularly with sensitive one and have great impact, including airline. With the increasing growth of aviation industry and it rsquo s impact on people and goods shifting, airlnes as included in aviation industry possess threat for being targeted by social engineer. Strengthening and improving human factor are regarded as main measure facing social engineering. On the other side, information system security is not just about human factor, but also need process and technology factor. This undergraduate thesis discuss the intregation of human, process, and tehcnology to prevent social engineering against Airline X, also use routine activities theory and situational crime prevention to analyst it.