This study aims to examine the effect of accrual or real earnings management on the possibility of companies
involved in tax shelter activities by using Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (notice of tax deficiency)
as a proxy to measure the tax shelter. By using a sample of companies who received Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar (notice of tax deficiency) in manufacturing industry and listed in Indonesia Stock Exchange
during the period 2001-2010, this study finds that the company tends to favor accrual earnings management
for decreasing possibility of aggressive tax shelter activities. This finding is not supporting the hyphotesis.
Real earnings management via abnormal operating cash flows and abnormal discretionary production
increasing possibility of aggressive tax shelter activities. Both findings are supporting the hypothesis. This
study also finds that both practices of accrual earnings management or real earnings management have
substitute effect in explaining the possibility of companies involved in tax shelter activities.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh manajemen laba akrual atau manajemen laba riil
terhadap kemungkinan perusahaan terlibat dalam aktivitas tax shelter dengan menggunakan sanksi pajak
berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) untuk mengidentifikasi perusahaan yang
terindikasi melakukan aktivitas tax shelter. Dengan menggunakan sampel perusahaan yang menerima dan
mendapatkan ketetapan final SKPKB pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2001-2010, hasil penelitian menunjukkan perusahaan cenderung menggunakan manajemen laba
akrual untuk menurunkan kemungkinan perusahaan terlibat dalam kegiatan tax shelter. Temuan tersebut
tidak sesuai dengan dugaan penelitian. Temuan yang sesuai dengan dugaan penelitian adalah manajemen
laba riil melalui diskresi arus kas operasi dan biaya produksi menaikkan kemungkinan perusahaan terlibat
dalam kegiatan tax shelter. Studi ini juga menemukan bahwa penggunaan manajemen laba akrual atau riil
dalam aktivitas tax shelter dapat saling bersubstitusi.