UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Perilaku Pasar Modal Indonesia

Justarina Sinta Marisi Nalborhu; Suharwan Argadikusuma; Albert Widjaja, supervisor ([Publisher not identified] , 1990)

 Abstrak

ABSTRAK
Sasaran pertumbuhan perekonomian Indonesia yang ditar
getkan dalam Pelita IV dan Repelita V adalah rata?rata 5 %
per tahun. Salah satu faktor yang. menunjang tingkat
pencapaian sasaran diatas adalah perlunya nilai investasi
dan masyarakat sebesar Rp 131,5 trilyun.
Bursa saham sebagai salah satu instrumen pasar modal
diharapkan dapat menggali potensi masyarakat dan swasta
untuk memenuhi kebutuhan investasi tersebut, serta mengarah
kan dana masyarakat ke dalam sektor-sektor yang produktif
Keadaan pasar modal di Indonesia masih berada pada
tahapan perkembangan awal. Pada tingkat perkembangan mana
sangat dlbutuhkan pemantauan terhadap faktor?faktor yang
dapat menganggu efektifitas serta efisiensi pasar modal.
Tulisan ini bertujuan untuk melakukan studi. tentang
tingkat pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
pasar modal, untuk kemudian dapat memberikan saran saran
guna mengantisipasi masalah masalah yang akan
dihadapi.
Faktor?faktor tersebut dapat dikelompokkan dalarn fak
tor?faktor rasional dan irrasional. Besarnya pengaruh
faktor rasional menggambarkan suatu keadaan pasar yang
sangat efislen, dimana informasi sangat transparan dan
keputusan didasarkan atas perhitungan yang teliti. Dalam
keadaan ini peluang memperoleh keuntungan di pasar modal
sangat rendah. Besarnya pengaruh faktor Irrasional menggam
barkan keadaan pasar yang tidak efisien, dalam keadaan ini
peluang memperoleh keuntungan dan pasar modal sangat bersi
fat spekulatif. Penilaku pasar spekulatif cenderung kepada
keadaan hiperaktif, yang dikhawatirkan dalam jangka panjang
akan mempunyai dampak yang negatif terhadap perkembangan
pasar modal.
Sampai dengan tanggal 24 November 1989 baru 85 perusa
haan yang masuk ke pasar modal. Jumlah dana yang berhasil
dihimpun sebesar Rp 4.898,1 milyar, yang terdiri dari 65
perusahaan menerbitkan saham dengan nilai perdana sebesar Rp
3.402,9 milyar dan 21 perusahaan menerbitkan obligasi dengan
nilai perdana Rp 1.492,2 mflyar, serta 1 perusahaan mener
bitkan sekuritas dengan nilai perdana Rp 3 milyar.
Dalam Pasar Modal Indonesia terdapat empat golongan
pelaku, yaitu Investor (Pemodal); sektor bisnis/pencari
modal (Emiten); Badan Pemerintah dan Lembaga Penunjang Pasar
Modal yang terdiri atas, Underwriter, Akuntan Publik, Nota
ris, Konsultan Hukum, Perusahaan Penilai (Appraisal), Peran
tara Pedagang Efek (Broker) dan Pedagang Efek (Trader).
Permasalahan yang secara kiasik dihadapi pasar modal
adalah perkiraan nilai harga saham, dan untuk itu dikenal 2
pendekatan teoritis yaitu pendekatan fundamental dan pende
katan teknis.
Penelitian mengenai tingkat harga saham serta
perilakunya telah banyak dilakukan. Diantaranya Menton H.
Miller and Franco Modigliani, yang menjelaskan hubungan
antara deviden, earning dan growth rate. Sebagai implemen
tasi dan teori tersebut, Volkert S. Whitbeck dan Manown
Kisor, Jr. melakukan analisis kombinasi terhadap perilaku
135 saham di bursa Amerika Serikat. Dengan menggunakan
pendekatan yang dilakukan oleh Volkert S. Whitbeck dan
Manown Kisor, Jr., studi ini berusaha melakukan pengamatan
terhadap perilaku pasar saham di Indonesia.
Pengamatan dilakukan dengan penerapan model Volkert
terhadap perilaku harga saham dan 24 saham perusahaan yang
go-public sebelum era deregulasi dan 20 buah saham perusa
haan yang go?public setelah era deregulasi.
Temuan yang diperoleh dari penelitian ini, antara lain,
pasar modal di Indonesia sedarig menuju pada suatu bentuk
yang mengikuti mekanisme pasar. Hal ini terjadi sebagai
akibat dan diberlakukannya serangkaian deregulasi dalam
bidang keuangan dan perdagangari, sejak tahun 1987.
Dalam perjalanannya sejak tahun 1987, terdapat perilaku
pasar yang menarik untuk diamati yaitu bahwa sebelum deregu
lasi motivasi perdagangan saham lebìh berdasarkan perolehan
deviden. Motif perdagangan seperti ini memiliki waktu jual
beli yang relative lebih panjang, sedangkan jumlah saham
masih terbatas, sehingga mengakibatkan mutasi perdagangan
saham menjadì kurang dinamis dan mengakibatkan pula likuidi
tas pasar yang rendah.
Setelah diberlakukannya diregulasi, terdapat pergeseran
motif perdagangan saham dan motive perolehan deviden ke
motif perolehan capital gain. Motif perolehan capital gain
rnempunyai periode jual ? beli yang bersifat lebih berjangka
pendek, yang mendorong terjadinya mutasi perdagangan saham
yang dinamis sehingga likuiditas pasar menjadi lebih baik.
Harga saham 24 perusahaan lama yang dalam periode
1972?1987 tidak mempunyai kesempatan di?revalue? oleh pasar,
tetapi mekanisme pasar segera melakukan ?revaluasi? atas
harga 24 saham tersebut. Terjadinya mekanisme ? revaluasi ?
pasar tersebut telah menimbulkan permintaan yang sangat
meningkat terhadap ke-24 saham tersebut yang diikuti oleh
meningkatnya harga kedua puluh saham secara mengejutkan.
Kelebihan permintaan untuk saham saham tersebut telah
menimbulkan ?band wagon effect? yang dimanfaatkan oleh
beberapa emiten yang segera melemparkan saham saham perusa
haan baru.
Investor kurang menyadari bahwa terdapat pembedaan
perilaku harga saham antara kelompok ?lama? dan kelompok
?baru? dimana capital gain dan saham saham baru telah
dinikmati oleh pemilik perusahaan dalam bentuk ?agio?.
Pada akhirnya mekanisme pasar melakukan koreksi terha
dap saham saham baru sehingga tampak permintaan dan harga
dan saham saham baru cenderung menurun.
Dari hasil studi juga diidentifikasi kejadian kejadian
yang mempanguruhi faktor-faktor irasional yang antara lain
meningkat pada saat saat :
- Diberlakukannya peraturan pemerintah.
- Terjadi emisi saham baru.
Bagi para Investor disarankan untuk lebih memperhatikan
saham saham transisi, pasar trani, kiasifiasi serta jenis
jenis saham dan informasi perkembangan perusahaan, dan
pengaruhnya terhadap harga saham.
Bagi para emiten disarankan untuk mempertimbangkan
pemanfaatan momentum perilaku hiperaktif investor dalam
upaya memperoleh perolehan, tetapi harus mempertimbangkan
resiko citra perusahaan ?go?public?, karena citra ini dapat
membawa dampak akumulatip terhadap operasi perusahaan.
Bagi Bapepam dan lembaga keuangan terkait lainnya,
disarankan untuk memperbaiki effisiensi market, meningkatkan
efektivitas, memperbaiki kualitas para pelaku pasar modal
seperti perantara, underwriter, akuntan publik dan penilai
antara lain derigan mendorong terwujudnya kode etik pro-fesi
dan usaha.

 File Digital: 1

Shelf
 T4861-Justarina sinta marisi nalborhu.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Kata Kunci

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1990
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xii, 113 pages; illustration; 23 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20448982
Cover