ABSTRAKSalah satu cara untuk memberdayakan masyarakat golongan ekonomi lemah (sektor usaha kecil) adalah dengan menyediakan sumber pembiayaan usaha yang terjangkau bagi mereka. Dalam hal ini, satu stiategi pembiayaan bagi masyasakat golongan ekonomi lemah banyak digunakan di berbagai negara adalah pembiayaan mikro (Syahril syubirin,2001)
Pada awalnya, konsep pembiayaan rnikro (microfinance) lahir sebagai suatu terobosan bagi penyediaan jasa keuangan kepada masyarakat berpendapatan rendah yang tidak memiliki akses ke sistem keuangan modern. Dalam perkembangannya, konsep pernbiayaan mikro telah meluas tidak sekadar sebagai salah satu alternatif sumber pembiayaan usaha kecil tetapi, lebih dari itu, sebagai suatu pendekatan dalam pembangunan ekonomi.
Aktivitas pembiayaan mikro meliputi antara lain: penyedian kredit kecil, biasanya utuk modal kerja; pelaksanaan uji kelayakan secara informal terhadap peminjam dan jenis usaha/investasi yang akan dibiayai; penyediaan fasilitas pengganti janiinan melalui pembentukan jaminan kelompok atau tabungan wajib; pemberian akses terhadap fasilitas kredit lanjutan dalam jumlah yang lebih besar berdasarkan kinerja pelunasan penyediaan mekanisme pencairan kredit dan momtong yang sistematis, dan penyediaan produk tabungan yang aman.
Akan tetapi akscs UKM terhadap sumber modal masìh jauh dari yang diharapkan, masih sering terdengar keluhan bahwa rakyat kecil sulit untuk menerima kredit bank. Hal ini terjadi karena berbagai sebab, kesulitan administrasi dari pihak usaha kecil, kesulitan dan pihak bank dalam melayani usaha kecil karena terbatasnya kantor cabang dan personelnya, terutama sistem perbankan yang dinilai terlalu kaku karena kultur perbankan yang tidak sama dengan budaya ekonomi rakyat kecil yang biasanya berupa syarat-syarat teknis seperti syarat agunan atau jaminan usaha, yang sering tidak dimiliki oleh pengusaha kecil (Adi Sasono (1998,p3).
Akibat hal ini lalu banyak tumbuh berbagai lembaga keuangan non bank yang mempunyai tujuan sebagai mediator untuk memperbaiki pelayanan keuangan yang tersedia bagi masyarakat miskin di pedesaan. Salah satunya adalah Lembaga Keuangan Mikro (Micro Financing institution) dalam bentuk yayasan.
Beberapa yayasan yang telah melakukan berbagai kegiatan program bantuan bagi usaha kecil dengan menyediakan kebutuhan-kebutuhan dasar, akses ke pendanaan edukasi bisnis dan pelatihan usaha, Yayasan-yayasan ini adalah Yayasan Pengembangan Wirausaha Indonesia (YPWI) dan Yayasan Dharma Bhakti Parasahabat (YDBP). Yayasan-Yayasan ini yakin bahwa upaya ini dapal membantu pengembangan diri dari masyarakat miskin di indonesia dengan solusi jangka panjang.
Tetapi hingga kini belum diketahui apakah yayasan memiliki kinerja yang baik dan efisien selama melakukan aktivitas pendanaan mlkronya (microfinancing) dan bagaimana jika yayasan sebagai sebuah LKM ingin inengetahui kinerjanya.
Salah satu model evaluasi yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja LKM adalah Model Cashpor Operational Manual (COM) Model ini adalah model dikembangkan dan dibiayai oleh Consultative Group to Assist the Poorest (CGAP) melalui kapasitas program pembuatan dengan Credit and Savings for the Hardcore Poor (Casfipor Inc.). Untuk model evaluasi ini, Cashpor telah menggunakan alat-alat (tools) yang ada dalam mengevaluasi performansi keuangan dan operasional LKM secara umum, dan juga disesuaikan terhadap prosedur operasi dan kebutuhan dari para replikator metode Grameen Bank (GBR?s). Dan sebelum model evaluasi COM diterapkan pada kedua yayasan tersebut terlebih dahulu model evaluasi ini dibandingkan dengan model evaluasi yang biasa dipakai untuk menilai kinerja lembaga keuangan perbankan pada umumnya, hal ini dimaksudkan hanya untuk melihat perbedaan dari kedua model evaluasi ini.
Dan selanjutnya berdasarkan perbandingan hasil penerapan model evaluasi ini pada YPWI dan YDBP telab menunjukkan bahwa ternyata model COM adalah model yang kurang fleksibel dalam arti model ini memerlukan sejumlah penyesuaian terhadap proses penerapannya agar tetap dapat dipergunakan oleh LKM yang memiliki karateristik yang berbeda-beda.