Malnutrisi pada balita masih merupakan permasalahan di Indonesia termasuk
di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan indikator berat badan
menurut tinggi badan, 2,6% balita mengalami malnutrisi akut berat. Pada
beberapa dekade terakhir, telah terjadi pergeseran paradigma dalam
penanganan balita malnutrisi, yang sebelumnya berbasis pendekatan fasilitas
kesehatan bergeser menjadi pendekatan berbasis komunitas. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh program home care terhadap
peningkatan status gizi balita malnutrisi pada anak usia 6-60 bulan.
Penelitian menggunakan desain kuasi eksperimen dengan pretest dan
posttest control group melalui tiga tahap pendampingan yaitu intensif,
mandiri, dan penguatan dengan pendekatan asuhan keperawatan. Sampel
adalah 56 balita malnutrisi akut di dua wilayah, yaitu 33 balita di Kota
Yogyakarta (eksperimen) dan 23 balita di Kabupaten Sleman (kontrol) dengan
teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Intervensi home
care diberikan selama tiga 3 bulan (Januari sampai Maret 2013). Hasil
penelitian menunjukkan setelah program home care, terjadi peningkatan
yang signifikan pada status gizi balita (p < 0,05). Pada akhir intervensi, terjadi
penurunan kejadian malnutrisi akut berat dari 100% menjadi 56,7% (p
< 0,05).
Children undernutrition is still an issue in Indonesia, including in the Special
Region of Yogyakarta. Based on weight for height indicator, 2.6% children
experience severe acute malnutrition. In the last few decades, there has
been a paradigm shift in the management of acute malnutrition from a facility-
based to community-centered approach. The purpose of this study
was to analyze the effect of home care intervention on the improvement of
nutritional status of severe acute malnutrition children aged 6-60 months.
This study was designed with quasi-experimental and pretest-posttest control
group design, conducted in three phases; intensive, strengthening and
independent with nursing approach (January until March 2013). Samples
were 56 children with severe and moderate acute malnutrition for both study
sites, 33 children in Yogyakarta city (experiment) and 23 children in Sleman
district (control), selected using purposive sampling. Home care intervention
is given for three months (January until March 2014). Results findings show
there were significant increase in nutritional status (p < 0.05) after home
care intervention. At end line evaluation, the proportion of severe acute
malnutrition in the experimental groups reduced significantly from 100% to
56,7% (p < 0.05).