Abstract
Penelitian ini menganalisis rekonsiliasi antara pengusaha dan pekerja pada industri kimia selama krisis ekonomi. Krisis ekonomi menyebabkan penurunan skala produksi industri kimia sehingga produktivitas pekerja juga ikut mengalami penurunan. Penurunan produktivtas pekerja menjadi alasan bagi pengusaha untuk menurunkan upah pekerja. Di sisi lain krisis ekonomi juga menyebabkan penurunan upah riil pekerja akibat tingginya inflasi. Pekerja berupaya menuntut kenaikan upah nominal agar kesejahteraannya tidak mengalami penurunan. Tuntutan ini menyebabkan terjadinya permasalahan dalam penentuan upah nominal. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari BPS, dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Data sekunder ini dilengkapi dengan data primer. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berdasar model data panel dinamis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan produktivitas pekerja pada industri kimia tidak diikuti dengan penurunan upah nominal. Selama masa krisis, tingkat upah nominal pada industri kimia tidak mengalami penurunan. Pengusaha menyadari bahwa penurunan upah nominal akan berdampak negatif pada kinerja perusahaan.