UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Perubahan kadar fukosa serum tikus yang di induksi kanker dengan aflatoksin B1

Frida Oesman; Syahbanar Soebianto Zahir, supervisor; Parwati Abadi, examiner; Wirasmi Marwoto, examiner ([Publisher not identified] , 1992)

 Abstrak

ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitin : Perubahan glikoprotein
membrari sel sering dihubungkan dengan transformasi
keganasan. Salah satu komponen karbohidrat glikopro
tein membren adalah L?fukosa. . Diketahui bahwa kadar L?
fukosa glikoprotein dalam serum penderita berbagai
keganasan lebih tinçgi dibandinçkan dengan normal.
Jika peningkatan kadar fukosa glikoprotein terjadi
cukup dini, penentuannya mungkin dapat menuniukkan awal
perubahan ke arah keganasan. Untuk nengetahui apakah
peningkatan kadar luko?a serum terjadi pada awal peru?
bahan ke arch keganasan hati, maka diteliti bagaimana
hubungan perubahan kadar fukosa serum dan gambaran
mikroskopis jaringan hati tikus yang diberi aflatoksin
B1 (AFB1) untuk menginduksi kanker. Dalam penelitian
ini digunakan 36 tikus diberikan AFB1. dari 36 tikus
dlberikan pelarut Wb1. Aflatoksin dengan pelarut
dimetilformamida diberikan secara inkubasi lambung 20
ug, sekali 2 hari selama 12 minggu. Pengambilan serum
dari hati tikus dilakukan, setiap 4 minggu mulai minggu
ke?8 sampai minggu ke?40. Penentuan kadar fukosa serum
dilakuken sesuai dengan metode yang dilakukan oleh
Winzler dan sediaan jaringan hati dibuat dengan pewar
naan HE menurut Bhomer.
Hasil dan Kesjmpulan: Hasjl penelitian menunjukkan, bahwa
kenaikan kadar fukosa glikoprotein serum tikus yang
diberi AFB. lebih tinggi secara bermakna dibandingkan
dengan kontrol. Kadar rata?rata fukosa serum tikus
yang diberi AFB1 seluruh pengamatan adalah 13,09 ± 0,99
mgflOO mL dan tikus kontrel cdalah 11,72 ± 0,84 mg/lOO
mL. Disamping itu ternyata ada kecenderungan peningka
tan kadar lukosa serum sejalan dengan waktu, namun
kenaikan peningkatan ini secara statistik belum bermak
na untuk pengukuran pada waktu pengamatan yang sama.
Jaringan hati tikus yang diberi AFB1, memperlihatkan
gambaran, hiperplasia saluran empedu (perubahan awal ke
arah keganasan) mulai pengamatan minggu ke?36. Dari
hasil penelitian ini: dapat disimpulkan, bahwa pemberian
AFBJ menyebabkan peningkatan kadar lukosa serum, namun
pada penelitian ini belum depat dinyatakan perbedaan
yang bermakna pada seat sel menunjukkan perubahan awal
ke arah keganasan.

ABSTRACT
Scope and Method of Study: Cell membrane glycoprotein
changes is often related to malignant transformation.
One of the carbohydrate components of membrane glyco
protein, often observed to be increased in malignan
cies, is L?fucose. If this increase appears early
during the formation of malignancies it could be used
as a marker. The aim of this study was to determine
whether an increase of serum fucose concentration can
be detected during early malignant transformation.
Thirty six rats were administrated aflatoxin B1 in
dimethylformamide by gastric intubation and 36 rats
were used as controls. Aflatoxin was given in 20 ug
dosages every two days for a period of 12 weeks. Serum
and liver samples were collected once every 4 weeks
from week?8 until week?40. Serum fucose concentration
measured by the method introduced by Winzler ana
liver slices were stained with hematoxylin and .eosin
according to Bhomer.
Findings and conclusions: The serum protein?bound fucose
concentration in rats treated with aflatoxin B1, was
significantly higher than in the control group. The
mean concentration in the treated rats was 13.09 ± 0.99
mg/l00 mL and in the control group was 11.72 ± 0.84
mg/l00 mL. There was also a positive correlation
between the increase of serum fucose concentration and
the time of observation, although the increase in both
groups measured concurrently did not show significant
differences. The aflatoxin B1 treated rats show bile
duct hyperplasja (known as one of the earliest apparent
preneoplastic changes) as early as the 36th week. It
can be concluded that the administration of aflatoxin
8 causes increased serum fucose levels, although in
this study at the onset of cell differentiation toward
malignancy, this difference was still not significant.

 File Digital: 1

Shelf
 T5298-Frida Oesman.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Kata Kunci

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1992
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xi, 66 pages ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf 15-17-654429572 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20450985
Cover