The objectives of this study were to know growth response and tolerance level of corn on application of
extract weeds. The study was conducted in Green House and chemical laboratory of Department of Agronomy,
Center for Empowering Teachers and Education Personnel Cianjur, West Java in September to December 2012.
A split plot design consists of two factors of weeds extracts as main plot viz. no weed extract, and weeds extract of
Amaranthus sp, Ageratum conyzoides, Imperata cylindrica and, corn variety as sub plot viz. Sukmaraga, Bhima,
and Local. Variables observed were seed germination (%), germination rate (number of seedling/day), total root
lenght (cm), hypocotil lenght (cm), root number, leaf number, leaf area (cm2), seedling fresh and dry weights (g).
Imperata cylindrica and Amaranthus sp extracts mostly suppresed on the number of roots, number of leaves and
dry weight of corn. Weeds extract decreased seed germination by more than 25% on all corn varieties.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons pertumbuhan dan tingkat toleransi jagung terhadap
aplikasi ekstrak gulma. Penelitian ini dilaksanakan di Green House dan laboratorium kimia Departemen Agronomi
Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Cianjur, Jawa Barat pada bulan
September-Desember 2012, menggunakan rancangan petak terbagi (Split Plot Design) terdiri atas dua factor, yaitu
petak utama ektrak gulma terdiri atas tanpa ekstrak gulma, ekstrak Amaranthus sp (bayam duri), ekstrak Ageratum
conyzoides (babandotan), dan ekstrak Imperata cylindrica (alang-alang) dan anak petak varietas jagung antara lain
Sukmaraga, Bhima, dan Lokal. Variabel yang diamati antara lain daya kecambah (%), laju perkecambahan (jumlah
kecambah/hari), total panjang akar (cm), panjang hipokotil (cm), jumlah akar, jumlah daun, luas daun (cm2), bobot
basah dan kering bibit (g). Ekstrak gulma Imperata cylindrica dan Amaranthus sp. menyebabkan hambatan paling
menekan pada jumlah akar, jumlah daun dan bobot kering bibit jagung. Pemberian ekstrak gulma menyebabkan
daya kecambah semua varietas jagung menurun lebih dari 25%.