This research was aimed to initially test 40 rainfed lowland dedicated GSR lines along with 3 checks, i.e.
PSBRC68, Situbagendit, and Silugonggo. The trial was conducted in ICRR experimental station in Sukamandi
with irrigation only until 2 weeks after transplanting and during flowering. The trial was conducted during DS
2012 following Randomized Complete Block Design of three replication in 1 m x 1 m plot size and planting space
of 20 cm x 20 cm. Transplanting was conducted to 21 days old seedings. The results showed that identified five
line that have higher yields than the best check Silugonggo ( 4.22 t/ha ), which Luyin 46 ( 5.18 t/ha ), 926 ( 5.12
t/ha ), SACG - 7 ( 4.46 t/ha ), LH1 ( 4.36 t/ha ) and Weed Tolerant Rice ( 4.30 t/ha ). A total of three lines , namely
ZX788 ( 84 HSS ), 08FAN4 ( 89 HSS ) and D100 ( 91 HSS ) has a ripe age is significantly more early maturity of
the check is very early maturing Silugonggo ( 95 HSS ). GSR lines tested had similar agronomic characters with
existing varieties, among others, from 46.67 to 100.2 cm plant height, number of productive tiller 6-10 fruit,
flowering age 56-86 HSS, or physiological maturity round 84 -102 HSS, filled grain 47-185 grains per panicle,
1000 grain weight 17.94 to 32.34 g, and the results ranged from 0.95 to 5.18 t/ha.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji awal daya adaptasi 40 galur GSR untuk padi sawah tadah hujan
(GSR-Rainfed Lowland/GSR-RFLL) yang diintroduksi dari IRRI sebagai salah satu set pengujian dalam INGER
(International Network for Rice Genetic Evaluation) beserta 3 varietas cek, yaitu PSBRC68, Situbagendit, dan
Silugonggo. Pengujian dilakukan pada kondisi sawah irigasi di Kebun Percobaan BB Padi di Sukamandi, namun
dengan perlakuan kering fase vegetatif, yaitu pengairan diberikan hingga dua minggu setelah tanam dan pada saat
tanaman berbunga, sebagai simulasi kondisi kering di lahan tadah hujan. Penelitian dilakukan pada MK 2012
menggunakan rancangan acak kelompok tiga ulangan pada plot berukuran 1 m x 1 m dan jarak tanam 20 cm x 20
cm. Tanam pindah dilaksanakan pada saat bibit berumur 21 HSS. Hasil pengujian mengidentifikasi lima galur
yang memiliki daya hasil lebih tinggi daripada cek terbaik Silugonggo (4,22 t/ha), yaitu Luyin 46 (5,18 t/ha), 926
(5,12 t/ha), SACG-7 (4,46 t/ha), LH1 (4,36 t/ha) dan Weed Tolerant Rice (4,30 t/ha). Sebanyak tiga galur, yaitu
ZX788 (84 HSS), 08FAN4 (89 HSS) dan D100 (91 HSS) memiliki umur masak yang secara nyata lebih genjah
dari cek sangat genjah Silugonggo (95 HSS). Galur-galur GSR yang diuji memiliki karakter agronomi setara
dengan varietas unggul yang telah ada, antara lain tinggi tanaman 46,67-100,2 cm, jumlah anakan produktif 6-10
buah, umur berbunga 56-86 HSS, atau masak fisiologis sekitar 84-102 HSS, gabah isi per malai 47-185 butir,
bobot 1000 butir 17,94-32,34 g, dan hasil berkisar 0,95-5,18 t/ha.