Globalisasi berasal dari kata "Global", yang menurut Kamus Oxford Advanced Learner berarti "covering or affecting the whole world', sehingga secara etimologis kita bisa menginterpretasikan globalisasi sebagai sebuah proses dinamis-berkelanjutan yang mempengaruhi seluruh dunia. Lebih jauh lagi, menurut Thomas L. Friedman, proses tersebut meliputi "...the inexorable integrations of markets, nation-states and technologies to a degree never witnessed before-in a way that is enabling individuals, corporations and nationstates to reach around the world faster, deeper and cheaper than ever before. And in a way that is enabling the world to reach into individuals, corporation and nation-states farther, faster, deeper and cheaper than ever before. "(Friedman, 2000).
Globalisasi, dengan free-market capitalism sebagai pendorong utamanya, mempunyai struktur kekuatan tersendiri, Pertama, globalisasi mempunyai aturan ekonominya sendiri, yang meliputi ekonomi yang lebih terbuka, deregulasi dan privatisasi ekonomi agar lebih kompetitif dan menarik bagi investasi asing. Kedua, globalisasi mempunyai dominant culturenya sendiri, yang menurut sebagian besar orang adalah gejala Amerikanisasi. Ketiga, globalisasi punya teknologinya sendiri: komputerisasi, miniaturisasi, digitization, komunikasi satelit, fiber optics dan internet, yang kekuatannya mampu menyatukan dunia. Keempat, globalisasi memiliki pola demografis yang ditandai oleh akselerasi migrasi yang sangat cepat, dalam skala nasional maupun internasional. Terakhir, globalisasi mempunyai struktur dan sistem kekuasaan/kekuatan sendiri.