Artikel ini membahas hubungan-hubungan sosial antar berbagai kelompok ras di Medan pada zaman penjajahan Belanda di awal abad ini. Pembahasan ini berdasarkan pandangan seorang wanita Cina dari golongan elit yang bernama Queeny Chang melalui bukunya "Memories of a Nyonya". Untuk golongan elit, hubungan antar ras di medan pada waktu itu cukup banyak frekuensi interaksinya (Belanda, Cina, Melayu). Golongan Belanda yang paling berkuasa adalah kelompok acuan (reference group) bagi golongan-golongan ras lainnya, dan mereka berusaha keras untuk meniru gaya hidup golongan tersebut. Akan tetapi interaksi sosial antarberbagai kelompok ras di kalangan elit ini sangat berbeda dengan kelas-kelas sosial lainnya, yang justru hidup dalam keadaan segregasi.