ABSTRAKBerbagai informasi, baik yang berasal dari lingkungan makro, industri maupun pada masing-masing emiten, dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung kinerja bursa saham, baik pada saham individual maupun secara keseluruhan pasar modal.
Untuk mengetahui pengaruh informasi terhadap pasar dapat digunakan konsep efficient market hypothesis (EMH). Konsep EMH menggambarkan pengaruh dan kecepatan suatu informasi terhadap perubahan harga saham di bursa. Semakin efisien suatu pasar, semakin cepat pula informasi tersebut mempengaruhi harga saham.
Pasar diasumsikan efisien jika harga pasar saat ini merefleksikan semua informasi yang ada (Fama, 1970) dan diklasifikasikan menjadi tiga bagian menurut ketersediaan informasi dalam masyarakat (Roberts, 1967) yaitu Weak-Form Market Efficiency, Semi-Strong Market Efficiency dan Strong-Form Market Efficiency.
Efisiensi pasar, baik secara Iangsung maupun tidak langsung, telah sering diuji melalui berbagai penelitian untuk mengindentifikasi reaksi harga pasar terhadap kejadian-kejadian tertentu seperti pengumuman pembagian deviden (Bajaj and Vijh 1995, 1990), pengumuman laporan keuangan perusahaan (Bamber 1987), pemecahan saham (Copeland 1979), dan pengumuman lainnya kepada masyarakat (Kim and Verrecchia 1991 ).
Penelitian yang dilakukan difokuskan pada emiten yang melakukan corporate actions (bonus issue, cash dividend dan stock splits) pada tahun 2001 dan mengukur reaksi pasar atas adanya kejadian corporate actions untuk menguji efisiensi pasar di Bursa Efek Jakarta. Sebanyak 10 emiten dipilih berdasarkan kapitalisasi pasar dan likuiditas perdagangan yang tertinggi, agar pengukuran reaksi pasar dapat mencerminkan kondisi efisiensi pasar di BEJ. Penelitian ini dilakukan berdasarkan metodologi event study yang dikombinasikan dengan metodologi time series. Metodologi time series dipergunakan untuk 'membersihkan' data dari unsur autokorelasi sebelum dimasukkan sebagai input dalam metodologi event study. Gabungan kedua metodologi ini akan menghasilkan output yang relatif lebih akurat sebagai model pengukuran normal return saham. Periode estimasi untuk event study dalam penelitian ini ditetapkan sepanjang 250 hari dan 21 hari untuk periode even.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan, bahwa dari 10 emiten yang dipilih terdapat 1 emiten yaitu TBLA (Tunas Baru Lampung, Tbk.) yang tidak dapat dimodelkan, maka pasar saham TBLA dikatakan sebagai pasar yang efisien, dimana tidak ada pelaku pasar yang memperoleh abnormal return.
Hasil pemodelan berdasarkan periode waktu tersebut menghasilkan 2 klasifikasi model, yaitu model yang sesuai dengan Single Index Market Model (SIMM) dan Multifactor Market Model (MMM). Output tersebut secara langsung menggambarkan kondisi BEJ belumlah efisien. Hasil perhitungan matematis berdasarkan model tersebut secara agregat menunjukkan para investor mendapat abnormal return yang signifikan sepanjang periode even.
Rendahnya nilai uji signifikansi variabel independen dalam menjelaskan model optimal yang didapat, hal ini berarti masih ada informasi publik lain yang hams dimasukkan dalam model pengukuran normal return.
Emiten yang melakukan corporate actions bonus issue, cash dividend dan stock splits
menunjukkan kondisi efisiensi pasar modal di BEJ dalam bentuk setengah kuat terlihat dari
klasifikasi model menunjukkan adanya pengaruh unsur lag saham hari sebelumnya dan
pengaruh return IHSG, rendahnya nilai uji signifikansi model, adanya kebocoran informasi di
pasar terlihat pada pola cummulative abnormal return (CAR) dan lamanya reaksi pasar setelah pengumuman corporate actions menuju nilai keseimbangan.
Pengambilan keputusan investasi oleh investor dipengaruhi oleh kemampuan mengolah informasi, pengaruh psikologis dan emosi dari investor, karakter investor dan preferensi terhadap risiko.