ABSTRAKTesis ini adalah sebuah eksplanasi konsep anatta dalam pemikiran Buddhisme. Konsep anatta menggagas penolakan akan adanya eksistensi diri, jiwa atau atman. Penolakan ini merupakan sikap anti fondasional dan kritik terhadap pemikiran tradisi Brahmanisme Hindu dengan menolak realitas tunggal dan metafisis yang menopang realitas. Ide mengenai ldquo;diri rdquo; dianggap sebagai suatu khayalan, kepercayaan yang keliru yang telah menghasilkan suatu pandangan yang berbahaya mengenai ldquo;aku rdquo; atau ldquo;keakuan rdquo;, hasrat yang mementingkan diri sendiri selfish , keterikatan, kebencian, egoisme yang justru menjadi sumber penderitaan dukkha . Manusia hanyalah entitas yang selalu berubah-ubah sehingga segala ketetapan diri tidak dimungkinkan. Konsep ini adalah suatu jalan untuk pembebasan penderitaan itu sendiri. Muatan etis yang terkandung tidak lain memberikan kritik terhadap individualisme atau pementingan diri sendiri dalam setiap tindakan manusia. Individualisme ini diakari oleh hasrat tanha untuk mempertahankan eksistensi dirinya, memperoleh kejayaan dari kenikmatannya termasuk klaim identitas seutuhnya. Dengan menanggalkan segala hasrat kepemilikan atau motivasi pribadi dalam tindakan adalah jalan menuju pencerahan nibbana.
ABSTRACTThis thesis is an explanation anatta concept in Buddhism thought. Anatta doctrine in Buddhism rejects the idea of any self existence, soul, or atman. This rejection acts as anti foundational attitude and critique towards Brahmanism Hindu by denying any single reality and metaphysic that support reality. The concept of ldquo self rdquo is considered as an illusion and false belief that constructs a hostile viewpoint of ldquo I rdquo or ldquo mine rdquo , a desire that put oneself above everything else selfish , attachment, hatred, and egoism that instead becomes the source of suffering dukkha . According to Anatta, human is merely an always changing entity, therefore any idea of self permanence is impossible. This concept is a way to free human from the suffering itself. The ethical content in it give critics toward individualism and egoism in every deed of human. This individualism is based on desire tanha to retain one rsquo s existence, gaining glory from its joy and includes a full claim of one rsquo s identity. By throwing away every desire for possession or personal motivation in every deed is a way into enlightment nibbana .