Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume transaksi SUN di pasar sekunder. Hasil penelitian membuktikan bahwa on-the-run-status benchmark status dan nominal oustanding SUN berkorelasi positif terhadap volume transaksi SUN di pasar sekunder, sementara tenor dan usia seasonedness / age memiliki korelasi negatif terhadap volume transaksi SUN di pasar sekunder.Penelitian juga menemukan bahwa SUN benchmark memiliki volume transaksi 1.72 kali lebih tinggi dibandingkan dengan volume obligasi non-benchmark, koefisien tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Obligasi Pemerintah Jerman dan Perancis yang masing-masing memiliki koefisien sebesar 0.69 dan 0.59 Ejsing dan Sihvonen, 2009 . Tingginya koefisien tersebut terindikasi disebabkan oleh 2 hal: 1 Pemerintah Indonesia hanya menetapkan 1 set seri SUN Benchmark dalam satu tahun, berbeda halnya dengan obligasi pemerintah Perancis / Jerman yang dapat mengganti set obligasi benchmark beberapa kali dalam satu tahun sehingga mengurangi konsentrasi penerbitan pada satu obligasi, dan 2 Dampak dari kebijakan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 134 / PMK.08 / 2013 mengenai dealer utama, dimana dealer utama diwajibkan untuk melaksanakan perdagangan jual atau beli SUN paling kurang 2,00 dua perseratus dari total volume perdagangan transaksi SUN.
This research examined factors affecting transaction volume of Indonesian Government Bonds SUN . This paper demonstrated that transaction volume of particular SUN series at the secondary market has positive correlation with on the run status benchmark status and outstanding, while in the other hand, transaction volume has negative correlation with Age and Tenor of SUN.In particular, this research discovered that benchmark status has a significant impact to transaction volume, which in SUN, benchmark status increased transaction volume by 1.72 times higher than the non benchmark SUN. This coefficient is greatly higher than German France Government Bonds with only 0.69 and 0.59 Ejsing dan Sihvonen, 2009 . The possible causes of such difference are 1 Indonesian Government only issue 1 set of benchmark bonds series year, while German France Government Bonds might change the set of benchmark bonds series more than 1 times a year. 2 Particular implication of regulation implemented by Indonesian Government PMK no.134 PMK.08 2013 which oblige primary dealers to trade benchmark series SUN with a minimum transaction volume of 2 from the total SUN benchmark series transaction volume in the secondary market.