Stunting pada anak usia 0-59 bulan balita merupakan dampak malnutrisi yang memberikan kontribusi pada kualitas hidup yang buruk, morbiditas, dan mortalitas. Pentingnya air minum yang aman, sanitasi, dan perilaku higienis telah lama dikenal berkaitan dengan kesehatan masyarakat secara umum dan khususnya terhadap kesehatan bayi dan anak-anak. Akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi yang buruk dapat meningkatkan kejadian penyakit infeksi yang dapat membuat energi untuk pertumbuhan teralihkan kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi, gizi sulit diserap oleh tubuh dan terhambatnya pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh sanitasi, sumber air minum, dan pengolahannya terhadap prevalensi stunting balita di Indonesia. Data yang digunakan berasal dari Indonesia Family Life Survey IFLS 5. Berdasarkan hasil regresi logistik, variabel bebas utama yaitu status sanitasi, sumber air minum, dan pengolahan air minum, berpengaruh signifikan terhadap kejadian stunting. Balita yang paling beresiko menjadi stunting adalah yang tinggal di rumah tangga tanpa sanitasi yang layak, sumber air minum bukan ledeng, dan mengkonsumsi bukan air mineral yang tidak dimasak.
Stunting in under five children is an impact of malnutrition that contributes to poor quality of life, morbidity, and mortality. The importance of safe drinking water, sanitation, and hygiene behavior has long been recognized in relation to public health, health of infants and children in particular. Lack access to clean water and sanitation facilities can increase the occurrence of infectious diseases that can make energy for growth diverted to the body rsquo s resistance to infection, nutrition difficult to absorb by the body and growth retardation. This study aims to observe the effect of sanitation, drinking water sources, and drinking water treatment status on the prevalence of stunting in under five in Indonesia. The data used are from Indonesia Family Life Survey IFLS 5. Based on the logistic regression results, the primary independent variables such as sanitation, drinking water sources, and drinking water treatment status significantly influence the occurrence of stunting in Indonesia. The risk of stunting is highest for under five living in households with poor sanitation, drinking water sources other than piped water, and consuming non boiled non mineral water.