ABSTRAKNama : Nicholas TambunanProgram Studi : UrologiJudul : Perbandingan Hasil Luaran antara Pneumoperitoneum TekananRendah dengan Tekanan Standar pada Laparoscopic Living Donor Nephrectomy Saat ini, transplantasi ginjal dilakukan melalui prosedur Laparoscopic Living Donor Nephrectomy LLDN dengan cara memasukkan gas CO2 ke dalam ruang intraperitoneum menggunakan tekanan standar 12-15 mmHg . Namun, dikatakan juga bahwa dengan tekanan rendah 8-10 mmHg dapat berkaitan dengan nyeri pasca operasi dan efek samping yang lebih rendah. Ini merupakan studi perbandingan prospektif yang dilakukan di Departemen Urologi, Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo mulai bulan November 2015 sampai Agustus 2016. Seluruh subjek menjalani prosedur LLDN. Pada periode ini, subjek menerima prosedur pneumoperitoneum tekanan rendah. Kelompok ini kemudian dibandingkan secara acak dengan kelompok prosedur pneumoperitoneum tekanan standar yang menjalani prosedur LLDN sebelumnya. Dari 85 subjek yang menjalani LLDN dengan tekanan rendah dan standar masing-masing adalah 41 dan 44. Meskipun tidak ada perbedaan signifikan dari nyeri pasca operasi, efek samping pada tekanan rendah lebih rendah daripada tekanan standar p = 0,033 untuk nyeri epigastrik, p = 0,024 untuk mual, dan p = 0,018 untuk muntah . Namun, durante operasi, 22 subjek dengan tekanan rendah perlu mendapatkan konversi gas menjadi tekanan standar. Berdasarkan analisis, penyebab konversi adalah Indeks Massa Tubuh IMT pasien donor yang tinggi p
ABSTRACTName Nicholas TambunanStudy Program UrologyTitle Comparison of Outcome between Low Pressure and StandardPressure Pneumoperitoneum in Laparoscopic Living DonorNephrectomy Nowadays, kidney transplantation is done through laparoscopic living donor nephrectomy performed by insufflating CO2 gas into intraperitoneum space using standard pressure 12 15mmHg . However, it is also hypothesized that with lower pressure 8 10 mmHg could be used for laparoscopic living donor nephrectomy related with lower postoperative pain and side effects. This was a prospective comparative study done in Department of Urology, Cipto Mangunkusumo General Hospital from November 2015 to August 2016. All subjects underwent laparoscopic living donor nephrectomy LLDN . In this period, the subjects received a low pressure pneumoperitoneum procedure. This group was later compared randomly to a standard pressure pneumoperitoneum procedure group who underwent previous LLDN procedure. Out of 85, subjects underwent LLDN with low and standard pressure were 41 and 44, respectively. Despite nonsignificant difference of post op pain and duration of operation, the side effect in low pressure was lower than standard p 0.033 for epigastric pain, p 0.024 for nausea, and p 0.018 for vomiting . However, 22 subjects with low pressure need to be converted to standard pressure. Based on stratified analysis, the cause of conversion was higher BMI p